"Kalau misal praduga tak bersalah, ini menganalisa semua kemungkinan, Jessica tak bersalah sampai terbukti dipengadilan, demikian sehingga betapa bodohnya bila di posisi Jessica kalau cerita," demikian jelas Kirdi saat berbincang dengan detikcom, Kamis (10/3/2016).
Kirdi mewawancarai Jessica pada akhir Januari, saat Jessica belum ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi. Kirdi mewawancari Jessica dengan mata terbuka, dengan hipnotis forensik alias meningkatkan fokus Jessica dalam keadaan terpejam, dan memadukannya dengan membaca ekspresi mikro wajah. Dia memakai istilah "asumsi motif" karena semuanya masih harus dibuktikan di pengadilan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jessica Tes Kejiwaan dan Bukti yang Dikejar
Mengenai asumsi motif cemburu dan dendam, Kirdi mengatakan kata 'cemburu' tak hanya soal pasangan, bisa juga berhubungan dengan pertemanan dan karir.
"Kebahagiaan seseorang bisa menimbulkan kecemburuan, iri hati. Kalau iri ke arah yang baik itu envy, kalau jealous hanya digunakan untuk iri yang konotasinya negatif. Jealousnya di sini suatu bentuk kecemburuan, dalam hal lain, seperti masalah keberhasilan, nilai dan sebagainya," paparnya.
Sedangkan asumsi motif revenge atau dendam, menurut Kirdi, bisa jadi Mirna tidak pernah merasa bebuat salah pada Jessica, tapi Jessica pernah 'merasa' disakiti Mirna.
Jadi iri dan dendam itu adalah asumsi motif Jessica yang diduga meracun Mirna? "Bisa jadi," jawabnya.
Baca juga: Kisah Pelik Jessica dan Mirna Dulu Sahabat Kini Jadi Musuh (nwk/jor)











































