Di Palu, seorang WN Skotlandia menangis dan mengucap haru dengan apa yang disaksikannya selama di Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah ini. Ilmuwan yang memang datang khusus untuk menyaksikan GMT ini sampai refleks memeluk seorang staf Dinas Pariwisata Palu.
"Ketika karnaval di jembatan kuning tadi, tiba-tiba ada salah satu bule dari Skotlandia, dia datang memeluk saya sambil menangis, dia memuji apa yg kami suguhkan di Palu. Karena tadi di sana kan kita ada hampir setengah jam atraksi di jembatan. Ada musik-musik tradisi dan tarian juga penampilan lainnya," urai Staf Dinas Pariwisata Kota Palu Nina saat dihubungi detikcom Rabu (9/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia menangis sempat saya tanya-tanya tapi dia tidak bisa berkata-kata. Dia sempat bilang saya tidak menyesal datang ke sini, saya ke sini melihat keindahan alam. Dan saya benar-benar menikmati dan terharu dengan kota ini," kisah Nina.
Langit cerah di sepanjang GMT kemarin, sempat membuat Palu dan sekitarnya menjadi lautan manusia. Ribuan turis, menurut Nina, memenuhi setiap sudut Provinsi Sulawesi Tengah. Selain menikmati kemeriahan di tengah kota Palu, ribuan turis juga menyambangi Kabupaten Sigi yang juga bagian dari Provinsi Sulawesi Tengah.
"Turis-turis asing lebih memilih ke Sigi, mengamati GMT juga di sana. Ada sekitar 5.000 turis asing yang tadi menyaksikan GMT di Kabupaten Sigi," papar Nina. (imk/imk)











































