"Iya sayang enggak bisa live streaming. Enggak tahu servernya tiba-tiba down, dari pagi. Jadi pas gerhana, enggak jalan," ujar Astronom Bosscha Evan Irawan Akbar ditemui di sela-sela pengamatan, Bosscha, Lembang, Bandung Barat, Rabu (9/3/2016).
Bosscha menggunakan dua teleskop untuk pengamatan. Bukan hanya mengamati secara visual, kata dia, ada dua alat lainnya yang dipakai untuk mengukur gravitasi, gelombang elektromagnetik, dan juga cuaca.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain dari Bosscha, pengamatan juga dilakukan oleh mahasiswa astronomi ITB. Mereka membuat kamera lubang jarum dari kayu berukuran lebih dari 1 meter.
Sementara seribuan warga yang datang tak semuanya mendapat kacamata gerhana matahari. Akhirnya mereka saling bergantian meminjam. Ada juga yang nekat tetap mengabadikan momen gerhana dengan ponselnya.
Pada saat momen gerhana matahari sebagian,Β saat puncaknya sekitar pukul 07.21 WIB, cuaca di Bosscha menjadi sedikit meredup dan lebih dingin. Namun tak berlangsung lama. Setelah itu sinar matahari kembali bersinar terang.
(ern/fdn)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 