"Ini soalnya begini melulu kalau hujan. Kalau ada tanggul, bagus. Harusnya dari dulu malah," kata siswa kelas XII IPA Nico saat berbincang dengan detikcom, Selasa (8/3/2016).
Hari ini hanya siswa kelas XII yang masuk sekolah untuk pemantapan materi menjelang UN. Namun, karena tinggi air sudah mencapai 1 meter. mereka pun harus mengungsi ke ruang kelas di lantai 2.
Foto: Chicco/detikcom |
Jika aliran sungai Ciliwung meluap, maka sekolah yang berlokasi di turunan ini sudah pasti akan kebanjiran. Nico bercerita sekolahnya pernah kebanjiran selama sebulan penuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah jam berakhir, Nico dan siswa lain memilih untuk berkumpul di tempat pencucian mobil/motor yang berada di samping gedung sekolah untuk menunggu jemputan. Beberapa siswa tampak mengenakan celana olahraga dan sandal jepit.
Siswa SMA 8 Jakarta (Foto: Chicco/detikcom) |
Rekan Nico, Cindy, berdoa semoga Pemprov DKI segera memasang turap di pinggir Kali Ciliwung sisi Bukit Duri. "Buru-buru deh bikin tanggul meskipun kalau sudah enggak banjir nanti saya enggak ngerasain lagi karena sudah lulus," ucap Cindy.
Beberapa warga yang melintasi jalan di samping gedung sekolah tersebut tampak menggulung celana. Kondisi jalan yang tidak merata membuat tinggi air bervariasi.
Foto: Chicco/detikcom |
Wilayah Bukit Duri berada di seberang kawasan Kampung Pulo. Kedua permukiman ini sama-sama di tepi Kali Ciliwung dan menjadi langganan banjir jika debit air di Pintu Air Katulampa Bogor naik. Namun, setelah penertiban Kampung Pulo dilakukan, kini tinggal wilayah Bukit Duri yang tergenang air. Pemprov DKI berniat merelokasi warga Bukit Duri di 92 rumah untuk memasang sheet pile/turap sepanjang 250 meter, namun warga keberatan.
(mnb/nrl)












































Foto: Chicco/detikcom
Siswa SMA 8 Jakarta (Foto: Chicco/detikcom)
Foto: Chicco/detikcom