Wajah Baru Alun-alun Malang setelah 'Face Off'

Wajah Baru Alun-alun Malang setelah 'Face Off'

Muhammad Aminudin - detikNews
Selasa, 08 Mar 2016 14:21 WIB
Foto: M Aminudin/detikcom
Malang - Alun-alun Malang berubah wajah. Ruang publik di jantung kota ini dulunya kumuh dan mesum, kini hijau dan penuh fasilitas menarik. Semuanya gratis!

Setelah di-face off, Alun-alun Malang dibuka untuk umum pada 18 Juni 2015. Berkat kehadiran taman di ruang publik ini, Kota Malang kembali menyabet Piala Adipura 2015 dan Kota Layak Anak.

Ada beberapa wahana di kawasan yang dulu dikenal dengan sebutan Alun-alun Merdeka ini. Seperti playground, skatepark, air mancur menari, amphiteater, photobooth, papan catur raksasa, signage dan ruang bagi ibu menyusui. Juga ada 61 kursi kayu, 11 kursi beton, 88 kursi besi dan kursi beton besar melengkung mengitari air mancur di tengah taman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menambah keasrian, 20 tumbuhan hias ditanam. Pohon beringin yang berusia ratusan tahun dibiarkan tegar berdiri mengelilingi bundaran alun-alun yang dibangun kisaran tahun 1820 itu.

Foto: M Aminudin/detikcom

Sepekan lalu, Pemkot menambah wahana untuk anak. Sebelumnya cuma ada satu taman bermain di posisi selatan.

Pedagang Kaki Lima (PKL) yang dulu menyesaki Alu-alun, kini diberi tempat khusus di Jalan Kyai Tamin, berjarak 750 meter darai Alun-alun. Mereka dibuatkan event: Malang Night Market. Alhasil, Alun-alun steril dari PKL.

Wali Kota Moch Anton mengatakan, wajah baru Alun-alun diharapkan bisa menjadi semangat baru untuk bisa terus maju dan berkembang. Dia memang ingin mewujudkan impian warga Kota Malang untuk memiliki taman-taman yang interaktif.

"Sekarang bukan saja warga Kota Malang yang bisa menikmati secara gratis, tetapi semuanya baik dari wilayah Malang Raya maupun luar kota lain," katanya kepada detikcom bangga.

Anton mengakui program penataan jantung kota bukan semata-mata dilakukan Pemkot. Ada dukungan dari perusahaan swasta. Pemkot mendapatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar Rp 5,9 miliar.

"Dana APBD terbatas, jadi bekerja sama dengan swasta. Untuk penataan Alun-alun, kami menggandeng BRI," ungkapnya.

Foto: M Aminudin/detikcom

Dalam waktu 4 bulan, penataan Alun-alun sudah kelar. "Sengaja alun-alun dibuat tanpa pagar. Itu dimaksudkan untuk mengingatkan kita jika semua manusia sama, tidak ada perbedaan," kata politikus PKB ini.

Anton mengimbau kepada masyarakat dan pengunjung agar senantiasa menjaga kebersihan dan keindahan alun-alun, mengingat dana revitalisasi yang sangat besar dan waktu pengerjaan yang memakan waktu cukup lama.

Pria yang biasa dipanggil Abah Anton ini mengaku, tidak akan berhenti di situ saja. Upaya lain untuk berinovasi akan dilakukan, khususnya pelayanan kepada warga Kota Malang. Termasuk merevitalisasi taman-taman lain agar bisa menjadi kebanggaan dan tempat berkumpul dan berekreasi bagi masyarakat.

"Kita terus berinovasi, meskipun dukungan dana harus bergantung kepada CSR. Itu tidak masalah, terpenting Kota Malang bisa memberikan yang terbaik bagi warganya," aku Anton.

(ugik/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads