"Penerapan sistem plastik berbayar Rp 200 per kantong tidak menggerakkan orang untuk membawa kantong belanjaan. Kecuali kalau harganya Rp 20 ribu sekalian, orang baru akan berpikir ulang. Karena itu kami akan menghapus model kantong plastik berbayar secara bertahap di Solo. Tidak ada penjualan tas plastik, tidak akan ada evaluasi lagi," ujar Wali Kota Surakarta, Hadi Rudyatmo, Senin (7/3/2016).
Rudy menambahkan bahwa semenjak Pemerintah mencanangkan gerakan perang melawan sampah plastik sekitar dua pekan lalu, Pemkot Surakarta sudah mengarahkan masyarakat dengan berbagai cara agar membawa kantong belanja non-plastik sendiri dari rumah ketika datang ke pusat-pusat perbelanjaan ketika akan belanja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kantong plastik berbayar ini tidak efektif dan malah memberatkan konsumen. Kami akan ajak Kadin dan para pelaku UKM untuk membahas produksi tas belanja daur ulang," tegasnya. (mbr/trw)











































