Lalu, apakah Dhani yang diusung PKB untuk Pilkada DKI Jakarta tidak takut jika nantinya hanya dikasih harapan palsu atau PKB hanya PHP ke Dhani?
"Masih mending di-PHP-in, daripada tidak sama sekali," kata Dhani di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara, Minggu (6/2/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nomor 1, sopir angkot dan metromini, dalam seminggu beres. Dalam waktu seminggu, Jakarta nggak akan bermasalah dengan sopir yang ugal-ugalan, parkir sembarangan, berhenti sembarangan, ngetem sembarangan itu hal kecil yang gampang dilakukan," ujarnya.
"Penanganan macet juga. Saya siapkan satgas untuk macet. Selama ini kan macet dibiarkan saja," sambungnya.
Namun untuk mengatasi banjir, Dhani menyebut akan menyerahkan pada ahlinya. "Mungkin tenaga ahli dari Belanda," ujarnya.
Sementara saat ditanya bagaimana pengelolaan Pemprov DKI era Ahok, Dhani menuturkan dia punya cara yang berbeda dalam menangani masalah.
"Kalijodo, kata penanganan saya tidak akan melibatkan TNI. Masa TNI mengurusi PSK? Masa TNI mengurusi got (kabel di ring satu)? Kalau saya, dalam mengusir Kalijodo, saya tak akan melibatkan hal-hal yang berbau pamer kekuatan. Saya yang dekat dengan keluarga TNI, agak gimana gitu," tandasnya.
Dhani mengaku punya alasan tersendiri kenapa bersedia diusung PKB. Tugas itu berasal dari Pengurus Besar Nahdhaltul Ulama (PBNU).
"Saya mendapatkan pesan khusus dari PBNU. Tugas rahasia. Enggak bisa di-share. Iya (langsung dari Pimpinan PBNU)," kata Dhani.
Dhani enggan merinci tugas khusus itu di bidang apa. Dhani kembali menyebut tugas itu adalah tugas rahasia. namun begitu, Dhani mengaku tidak memiliki strategi tertentu untuk melawan calon Incumbent Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Saya nothing to lose. Kehidupan saya yang sekarang sudah enak banget. Bangun tidur sama Safia (anak). Saya sedang menikmati hidup bersama anak perempuan. Jadi gubernur, merampas kebahagiaan keluarga saya. Tapi karena tugas khusus dari PBNU," ujarnya.
(idh/dnu)











































