"Rapat pleno yang seharusnya dilaksanakan pada Rabu kemarin mendadak batal digelar. Penundaan itu jelas menimbulkan banyak spekulasi. Terutama dari DPD I dan DPD II Partai Golkar se-Indonesia. Mereka khawatir Golkar kembali tidak siap dan bahkan terancam bisa mengikuti pilkada serentak putaran kedua pada 2017 karena tahapan pencalonan akan dimulai pada Juni 2016," kata Bambang Soesatyo dalam siaran pers, Minggu (6/3/2016).
Namun demikian, tim pemenangan Ade Komarudin sepakat untuk menyerahkan keputusan akhir soal munas sepenuhnya pada kebijakan Ketua Umum Aburizal Bakrie. "Karena kami yakin ARB paham mana yang terbaik bagi masa depan partai Golkar," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ade Komarudin cs juga setuju adanya desakan agar pemerintah segera mengesahkan kepengurusan hasil Munas Bali dan penyelenggara munas adalah kepengurusan hasil Munas Bali. Namun harus dicarikan solusi manakala pemerintah tetap berkukuh tidak akan menerbitkan SK kepengurusan baru dan tetap berpegang pada SK perpanjangan kepengurusan Munas Riau sebagai penyelenggara Munas Islah atau Munas Rekonsilasi sebagai jalan emas untuk mengakhiri dualisme di tubuh Partai Golkar.
"Sebab jika keadaan tanpa kejelasan ini terus berlarut-larut β di mana kepengurusan hasil Munas Ancol telah dibatalkan dan kepengurusan hasil Munas Bali tetap diambangkanΒ kendati telah dimenangkan secara hukum (inkrah) seperti halnya kasus PPP β maka dikhawatirkan akan muncul lagi munas tandingan kedua dengan modus penyelamatan partai. Dan ujung-ujungnya mudah ditebak. Munas penyelamatan partai inilah yang bakal di-endors dan kembali menjadi kuda troya pemerintah melalui operasi senyap untuk mengakhirnya kemelut Partai Golkar," pungkasnya. (van/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini