Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo kemudian menyarankan agar ada kursus bagi wajah-wajah baru itu sebelum melenggang ke kontestasi politik. Menurut dia ada yang salah dengan sistem kaderisasi kepemimpinan di Indonesia.
"Menurut saya ada yang salah. Mau jadi bupati, wali kota, gubernur sekali pun kadang-kadang ilmu tata pemerintahan itu nol!" ungkap Yoyok dalam diskusi dengan TII dan FITRA di Kafe Bakoel Koffie, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Minggu (6/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini ndak, untuk jadi bupati enggak ada tesnya. Coba se-Indonesia ini ada enggak tes? Setahu saya cuma tes psikologi dan tes kesehatan, dan adakah yang tidak lulus? Kalau saya waktu itu tesnya ngawur saja dan lulus. Lha wong psikotes itu makanan saya sehari-hari," ujar Yoyok.
Dia juga menyampaikan bagaimana dirinya di awal-awal menjabat kesulitan mengelola pemerintahan. Belum lagi soal anggaran yang selalu menjadi sorotan publik.
Pria 43 tahun itu kemudian tak segan-segan berguru pada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam membentuk sistem pengelolaan anggaran. Setelah itu dia aplikasikan dan berhasil mewujudkan sistem pemerintahan di Kabupaten Batang yang transparan.
"Saya sarankan yang mau jadi bupati, wali kota, gubernur itu 'kursus' dulu 6 bulan. Itu minimal," ungkap dia yang berkaus bertuliskan 'The More You Know, The Less You Need'. (bpn/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini