Ujian Berat Jelang Munas Golkar

Ujian Berat Jelang Munas Golkar

Indah Mutiara Kami - detikNews
Jumat, 04 Mar 2016 10:57 WIB
Ujian Berat Jelang Munas Golkar
Foto: Ilustrasi oleh Andhika Akbarayansyah
Jakarta - Putusan Mahkamah Agung (MA) yang diketok di tengah persiapan Munas Golkar menjadi ujian bagi niat partai berlambang beringin ini untuk rekonsiliasi. Bila gagal menghadapi ujian, konflik Golkar terancam makin panjang.

"Secara internal ini merupakan ujian yang nyata apakah proses rekonsiliasi yang selama ini masih diragukan berjalan serius atau tidak dari semua pihak, akan dapat dibuktikan pasca putusan MA itu," kata Wasekjen Golkar hasil Munas Riau, Ahmad Doli Kurnia kepada wartawan, Jumat (4/3/2016).

Doli menilai putusan itu bisa dijadikan sebagai senjata oleh salah satu pihak. Proses rekonsiliasi Golkar yang sudah dirintis dengan jalan panjang bisa saja batal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apabila putusan yang memenangkan Munas Bali secara perdata itu, dipolitisasi dan dikapitalisasi untuk membatalkan seluruh proses rekonsiliasi menuju Munas yang sedang berlangsung, maka dapat disimpulkan bahwa niat, ucapan, kesepakatan, tindakan, dan langkah rekonsiliasi serta penyatuan selama ini adalah palsu, penuh dengan ketidak jujuran, ketidak ikhlasan, dan tipu daya," ungkap Inisiator Generasi Muda Partai Golkar ini.

Putusan MA atas hasil PN Jakut yang merupakan gugatan perdata itu dianggap tidak bisa menyelesaikan masalah politik. Citra Golkar di masyarakat pun sebenarnya sudah membaik dengan proses rekonsiliasi ini.

"Apabila putusan MA itu bagi pihak yang diuntungkan dijadikan alat untuk menegasikan pihak lain dan menghentikan proses persiapan Munas yang sedang berlangsung, yang artinya bisa 'membuka' babak baru konflik, maka Golkar benar-benar akan bisa jadi tinggal sejarah seperti Dinosaurus yang sering disebut orang," beber Doli.

Sejumlah kader Golkar memang meyakini Ketum Golkar Aburizal Bakrie akan tetap menyelenggarakan Munas. Tetapi, suara permintaan pembatalan itu sudah muncul.

Ketua DPD I Sultra Ridwan Bae berpendapat keluarnya putusan MA sudah menguatkan posisi Munas Bali. Dia menolak penyelenggaraan munas dan mengajak kubu yang berseteru menghindari kegaduhan.

"Kalau keinginan pribadi saya minta untuk disetop nanti di 2019 nanti dia berjalan. Di sisi lain kita melakukan langkah-langkah kita mendukung mereka," kata Ridwan di Cibubur, Rabu (2/3/2016).


(imk/van)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads