Humas PT TransJ Prasetia Budi mengatakan, salah satu yang sudah dilakukan pihaknya adalah menyediakan pengamanan terbuka di halte TransJ. Satgas khusus juga disiapkan.
"Ini sudah kita siapkan dan ini yang kita utamakan. Ada satgas yang berjaga di halte saat penumpang naik dan turun. Mereka ini yang biasanya mengetahui gerak gerik pelaku tindak kriminal," kata Prasetia saat dikonfirmasi, Kamis (3/3/2016), malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suasana di dalam bus TransJ (Agung Pambudhy/detikFoto) |
"Ini kita tambah. Petugas-petugas ini berpakaian preman yang punya pelatihan khusus. Nah, ini dia keliling karena nanti membaur. Ada informasi kejahatan, mereka koordinasi dengan aparat," sebutnya.
Lalu, Prasetia juga meminta masyarakat pengguna TransJ waspada terhadap orang yang di sekitar saat berada di dalam bus. Menurutnya, pencopetan di bus identik dengan komplotan yang mengincar korban dekat pintu. Kewaspadaan mesti ditingkatkan bila kondisi bus penuh dan berdesak-desakan.
"Pelaku yang biasanya bergerombol pasti menyesuaikan diri. Kalau seperti ini yang terjadi bus penuh, korban yang dekat pintu karena saat keluar di halte koridor yang jadi sasaran," tuturnya.
Sebelumnya, komplotan pencopet berhasil dibekuk tim Polda Metro Jaya. Empat pelaku yaitu Harun, Badawi, Kiky, dan Tedy diciduk. Keempatnya diketahui sebagai komplotan yang sudah setahun ini beroperasi di TransJ Blok M-Kota. Saat ini, empat pelaku sudah ditahan di Mapolres Jakarta Pusat.
(Baca juga: Ini Tampang 4 Pencopet yang Sering Beraksi di Bus TransJ Blok M-Kota)
Prasetia menambahkan, pihak PT TransJ juga mengapresiasi kinerja Polda Metro Jaya berhasil membekuk komplotan copet yang kerap beraksi di TransJ Blok M-Kota. (hty/hri)












































Suasana di dalam bus TransJ (Agung Pambudhy/detikFoto)