Hal ini disampaikan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di sela-sela peninjauan Command Center Trans Jakarta di Kantor TransJakarta, Jl Mayjen Sutoyo Nomor 1, Jakarta Timur, Kamis (3/3/2016). Duta Besar Australia untuk Jakarta Paul Grigson diantarkan Ahok meninjau lokasi itu.
Kerjasama ini dilakukan dengan Indonesia Infrastructure Initiative (IndII) yang didukung oleh Pemerintah Australia. "Jadi saya minta beberapa desain dari bus, halte, hingga sistem. Nah, itu mereka lakukan," kata Ahok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kamu bikin kursinya menghadap ke depan, yang berdiri walaupun hanya satu orang, berani enggak pelecehan? Enggak bisa. Jadi lebih baik kita nanti tidak ada pisahkan bus perempuan dan bus laki-laki, tapi posisi busnya itu tidak ada kemungkinan pelecehan," tutur Ahok.
Tak masalah bila nantinya penumpang yang terangkut akan lebih sedikit, toh juga pembiayaan operasional disubsidi menggunakan mekanisme rupiah per kilometer, lewat Public Service Obligation (PSO).
Bus-bus yang berpintu kiri nantinya juga bakal didesain sedemikian rupa sehingga ramah bagi penyandang disabilitas dan tunanetra. Pintu bus akan dibuat tak terlalu tinggi dengan dek rendah (lower deck). Pemakai kursi roda bakal lebih mudah masuk ke bus. Toilet untuk pemakai kursi roda juga akan dibikin.
"Blok penuntun untuk yang tidak bisa melihat juga wajib. Semua halte harus seperti itu. Mereka (Australia) akan bantu desainnya, mereka dari IndII, program AusAID," kata Ahok.
Desain halte Trans Jakarta juga akan dirancang menjadi dua lantai, mengakomodasi Pedagang Kaki Lima (PKL) agar bisa berjualan. Ada 228 halte yang akan diubah agar bisa mengakomodasi PKL lengkap dengan fasilitas umum yang menunjang pengguna.
"Termasuk park and ride yang ada di Ragunan, ini mereka (Australia) yang bantu (merancang)," kata Ahok.
Depo bus yang ada di lokasi ini akan diperbaiki dengan sistem yang lebih baik. Sampai sekarang, memang kondisinya masih seadanya, tanah tak diperkeras dan becek. Namun ini akan segera berubah.
"Kenapa dibiarkan? Karena ini sudah mulai mau dibangun Maret ini. Kita akan mulai bangun, kita harapkan sembilan bulan akan selesai. Jadi bus parkir bagaimana, masuk, isi gas, cuci," kata Ahok.
Direktur Utama PT TransJakarta Budi Kaliwono menjelaskan ada 10 orang Australia yang bekerja membantu operasional bus-busnya. Mereka itu ahli dalam bidang bus. Trans Jakarta berkaca dari kota Brisbane Australia yang sudah dianggap maju menjalankan sistem bus.
"Control Room (Command Center) yang tadi kalian lihat semua, itu copy daripada sistem yang dipunyai Brisbane. Ke depannya kita akan manfaatkan, mereka juga akan punya kantor di sini juga. Di Dinas Perhubungan, mereka taruh beberapa orang, mereka bisa jalan bersama kita," kata Budi.
Dubes Paul Grigson menyatakan senang bisa bekerjasama dengan Ahok. Dia berharap DKI bisa menambah bus-bus untuk mengakomodasi masyarakat, dengan disertai sistem yang baik.
"Saya berasal dari Brisbane, kota yang penuh dengan transportasi bus. Jadi saya merasa senang merasakan pelayanan bus di Jakarta, saya pikir gubernur sangat perhatian dengan isu ini," kata Paul.
Direktur Teknis IndII Robert Hardy menyatakan pihaknya akan berfokus pada pengembangan persoalan sistem bus. "Saya menunggu tahun depan adanya perubahan di Jakarta," kata Robert. (dnu/aan)











































