Kontributor pasangmata.com, Reffiandi, geregetan setiap hari melihat kantong-kantong plastik berisi sampah di separator Jalan Dewi Sartika, Ciputat, Tangsel, Provinsi Banten. Dia heran terhadap kebiasaan warga yang membuang sampah di tempat yang tak semestinya ini.
"Jalan itu setiap hari ramai terus. Di Pasar Cimanggis biasa ada di truk sampah. Sampah di separator itu kalau pagi ada, siang nggak ada, sore balik kantor sepanjang (separator jalan) dari pul taksi Ciputat pasti ada sampahnya," tutur Reffiandi saat dihubungi detikcom, Rabu (2/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Malah ada yang ekstrem orang naik motor lewat jalan itu buang (sampah), kenapa kok enak banget buang sampah di situ," sesalnya.
Sepengetahuan Reffiandi, petugas penyapu jalan tak selalu membuang kantong-kantong plastik berisi sampah dari separator. Terkadang harus menunggu truk sampah lewat dahulu agar sampah itu diambil.
"Kalau pas truk sampah lewat diambilin, kadang sehari-dua hari (kantong-kantong plastik) masih ada. Petugas kebersihannya kan nggak datang setiap hari. Padahal ada polisi setiap sore yang mengatur lalu lintas tapi kan mereka nggak ngurus sampah," katanya.
"Coba deh lewat pas puter balik arah dari Ciputat ke Gaplek, pemandangan di separator sampah. Padahal itu separator baru aja diperbaiki," sambungnya.
Reffiandi juga berharap petugas kebersihan mengambil sampah di jalan yang cukup padat itu tidak bertepatan di jam berangkat kerja.
"Jalannya kan putar arah, jadi jauh ke wadah sampah. Dari tol Ciputat ke wadah sampahnya itu lumayan jauh karena harus memutar.
Ada pengangkutan sampahnya pagi aja. Jalanan itu kan ramai jadi itu bikin macet, rutenya kan pas puter balik pertemuan kalau dari arah Gaplek nggak bisa lurus, dari RS Sari Asih itu pasti stuck ditambah pengangkutan sampah itu. Yang aktif jalan itu kan satu jalur truk itu modelnya bak yang bisa dibongkar pasang, nah itu juga makan jalan. Saya nggak habis pikir kenapa pagi ngambilnya kan aktivitas banyak," katanya. (nrl/nrl)