Karopenmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Agus Rianto, mengatakan kontak senjata terjadi antara Satgas Ops Tinombala 2016 gabungan Polri TNI dengan kelompok bersenjata pada Minggu (28/2) hingga Senin (29/2) dini hari di Desa Sanginora, Kecamatan Poso Pesisir Selatan (PPS). Satu orang tewas dan ditemukan barang bukti berupa 1 pucuk pistol, 7 tenda dan 20 karung beras.
Tidak lama setelah itu didapati foto korban. Foto tersebut sangat mirip dengan Fonda, warga Purwosari, Solo. Pihak keluarga juga sudah melihat foto tersebut dan memastikan jika memang korban tewas seperti dalam foto maka orang itu anak Fonda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
The Islamic Study and Action Center (ISAC) selaku kuasa hukum berharap institusi Polri bisa segera menjelaskan secara resmi tentang insiden di Poso dan beredarnya foto yang beredar secara beruntun dan liar di Solo.
Ketua ISAC, HM Kurniawan, mengaku mendapatkan foto itu yang beredar secara berantai yang menyebutkan bahwa foto tersebut adalah orang yang dianggap anggota kelompok Santoso yang ditembak mati di Poso dan diduga berasal dari Solo.
"Kapolri harap segera mengumumkan identitasnya, jangan sampai foto yang beredar justru meresahkan warga Solo," kata Kurniawan, Rabu (2/3/2016).
Sementara itu anggota ISAC, Endro Sudarsono, menambahkan bahwa Fonda Amar Solikhin yang lahir di Solo 12 mei 1994 adalah anak dari Joko Tri Priyanto, terpidana kasus terorisme yang hingga kini masih menjalani hukuman.
"Pak Joko sudah diberitahu tentang kabar ini. Dia menyarankan jika memang benar Fonda gugur, sebaiknya dimakamkan di tempat dia meninggal. Namun istrinya, ibu dari Fonda, menginginkan jika memang yang meninggal itu Fonda maka diharapkan bisa dibawa pulang untuk dimakamkan di Solo. Karena kepastian itu sangat penting bagi keluarga" ujar Endro.
(mbr/trw)