"Ini kan teman-teman sampai terjadi munas tandingan ini karena adanya puas dan tidak puas terhadap munas Bali. Kalau di Bali kan aspek legalnya sangat kuat dan admintrasifnya juga sangat kuat, meski begitu, teman-teman yang di seberang melihat ini tidak demokratis karena ada skenario-skenario aklamasi itu, ini menimbulkan traumatic dari teman-teman jangan sampai Pak Nurdin ini membuat skenario-skenario seperti di Munas Bali. Akhirnya demokratisasi tidak tercapai," kata Firman di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (1/3/2016).
Berita ini merupakan ralat atas berita sebelumnya yang berjudul "Tolak Nurdin Jadi Ketua SC, Firman: Ada Trauma Skenario Seperti Munas Bali" . Detikcom meminta maaf atas kesalahan penafsiran dalam pemberitaan sebelumnya. Berita ini sekaligus menjadi klarifikasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu tugas kita harus mengawal siapapun ketua SC atau OC, harapan kami agar tetap netral dan demokratis. Pak Nurdin sendiri sudah menyampaikan akan melakukan munas yang transparan, demkratis dan netral ini tentu harus kita buktikan. Ini sudah menjadi kesepakatan antara ARB dan AL, jadi kita harus kawal agar ini menjadi munas yang demokratis," sebutnya.
Seperti diketahui, dalam rapat harian DPP Golkar diusulkan sejumlah kader menjadi panitia penyelenggara Munas Golkar. Selain Nurdin menjadi Ketua SC, Zainudin Amali diusulkan sebagai Ketua OC. Sementara, Theo L. Sambuaga ditunjuk menjadi Ketua Penyelenggara.
Penunjukkan Nurdin sebagai ketua SC menimbulkan gejolak di internal Golkar. Waskjen Golkar Ahmad Doli Kurnia mengungkap banyak kader Golkar menolak Nurdin.
"Terkait dengan usulan yang datang dari ARB itu masih belum disepakati dan akan dibahas di Rapat Pleno. Sebagian besar peserta rapat keberatan," kata Ahmad Doli Kurnia kepada wartawan, Jumat (26/2/216).
Sementara itu Nurdin saat dikonfirmasi terpisah menyatakan penolakan atas ditunjuknya dia sebagai ketua SC malah membuat keruh suasana.
"Intinya begini. Ini kan rekonsiliasi jadi seluruh peserta rapat dari kedua kubu itu tidak ada kapasitas lagi untuk menolak siapapun yang telah disepakati oleh ARB dan Agung Laksono. Ini kan kesepakatan," kata Nurdin, Jumat (26/2).
Nurdin menyebut penunjukkan posisi ketua SC sudah dibahas dalam rapat pengurus harian DPP Golkar Munas Riau.
"Di pengurus harian sudah tinggal disampaikan di dalam pleno. Bagi saya itu nggak masalahlah. Saya kan tidak pernah bisa untuk itu, yang penting saya punya misi, ditugaskan, saya akan laksanakan untuk menciptakan proses munas yang demokratis, transparan dan berkeadilan. Itu aja misi sayadan itu komitmen saya," papar Nurdin. (hty/erd)











































