Merunut jejak Petrus hingga tega melakukan perbuatan keji itu, Polda Kalimantan Barat (Kalbar) membentuk tim investigasi. Dipimpin Wadirkrimum Polda Kalbar, terkuak rekam jejak sosok Petrus yang merupakan anak tunggal dan asli dari Melawi.
"Dia masuk kepolisian pada 2007," jelas Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto, Selasa (1/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Melawi skor dia yang paling tinggi, karena itu dia masuk," terang Arief yang sudah 22 bulan menjadi Kapolda Kalbar ini.
Petrus kemudian menjalani pendidikan dasar kepolisian selama dua bulan. Kemudian Petrus ikut tes masuk satuan Intel dan lulus. Selanjutnya menjalani pendidikan selama 4 bulan. Total pendidikan selama 6 bulan dilakukan.
"Pemeriksaan pada teman sekamarnya saat pendidikan dan rekan kerjanya tidak pernah ada masalah apa-apa," urai dia.
Akhirnya Petrus masuk ke Satuan Intelkam dan ditempatkan di Melawi. Arief mengungkapkan, selama berdinas, tidak pernah ditemukan catatan buruk mengenai Petrus.
"Tidak pernah ada ditemukan pelanggaran. Dia bekerja dengan baik," tuturnya.
Memang saat Pilkada lalu, Petrus sempat menolak dan melapor ke Kapolres dirinya tidak bisa melakukan pengawalan pada calon bupati.
"Katanya ada persoalan keluarga yang mesti diselesaikan," imbuhnya.
Secara umum, proses tes masuk dan selama bekerja tidak pernah ada persoalan pelanggaran. Arief menepis bila persoalan rekruitmen dan pembinaan tak cakap. Untuk rekruitmen sejak 2007 sudah ada tes kejiwaan. Dan untuk pembinaan personel, selalu ada evaluasi setiap satuan kerja setiap bulannya, dan tidak pernah muncul persoalan.
"Jadi tidak ada masalah dengan rekruitmen dan pembinaan Polri," tutup dia. Petrus membunuh dua anaknya pada pekan lalu. Dia mengaku mendengar bisikan yang menyuruhnya membunuh anaknya. Di penjara, Petrus juga meracau melakukan perintah Tuhan. (dra/dra)