Dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/3/2016), Rizal menjelaskan bahwa kesamaan di antara Indonesia dan Inggris di antaranya adalah sama-sama negara maritim, memiliki sistem politik yang demokratis selain kedua negara juga memiliki kepentingan dalam bentuk akses terhadap pasar masing-masing. Peningkatan hubungan kedua negara juga dilandasi oleh kemitraan dalam mengatasi isu-isu global seperti perubahan iklim, kesehatan, kejahatan lintas batas, dan terorisme.
Pertemuan ini berlangsung pada Senin (29/2) di Gedung Parlemen Inggris, London. Rizal berdiskusi dengan lembaga All-Party Parliamentary Group for Indonesia (APPGI) bekerja sama dengan Conservative Foreign and Commonwealth Council. Kelompok APPGI ini merupakan kelompok informal yang bersifat lintas batas partai yang beranggotakan para anggota parlemen Inggris yang memiliki perhatian terhadap Indonesia. Sedangkan Conservative Foreign and Commonwealth Council adalah organisasi yang berafiliasi dengan Partai Konservatif di Inggris serta bertujuan menyediakan forum untuk pembahasan isu-isu internasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Presiden Joko Widodo juga memiliki komitmen untuk meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia yang ditempuh antara lain dengan dikeluarkannya sejumlah Paket Kebijakan Ekonomi yang bertujuan untuk memperbaiki lagi iklim investasi dan usaha di Indonesia," jelas Rizal.
Diskusi informal ini telah dihadiri oleh anggota parlemen dan House of Lords. Selama diskusi, mereka mengajukan berbagai pertanyaan, antara lain mengenai prospek ekonomi Indonesia, upaya pemerintah dalam mengatasi kebakaran hutan, serta peran aktif Indonesia dalam mengatasi ketegangan di Laut Tiongkok Selatan. (imk/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini