Baca juga: Ridwan Kamil: Saya Tidak Akan Maju Pilgub DKI 2017
Ahok yang saat ini menjabat Gubernur DKI Jakarta dipastikan akan mencalonkan diri di Pilgub DKI. Hasil sigi sejumlah lembaga survei menempatkan Ahok di posisi teratas, baik untuk elektabilitas maupun popularitas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alumnus arsitektur Institut Teknologi Bandung itu mencontohkan, dia maju Pilwalkot Bandung 2013 dengan modal elektabilitas 6 persen. Sementara saat itu tingkat keterpilihan kandidat petahana sudah mencapai 30 persen. Namun akhirnya, Emil bisa mengalahkan petahana.
"Dan akhirnya (saya) menang 45 persen dengan determinasi dan strategi kreatif ini itu," kata Emil dalam jumpa pers di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin (29/2/2016).
Sementara menjelang Pilgub DKI, hasil survei sejumlah lembaga menunjukkan Emil memiliki popularitas 60 persen dan elektabilitas 20 persen. "Dan ini (popularitas) pun dengan saya tidak melakukan apa-apa. Belum bergerak," kata pria 44 tahun ini.
Emil menegaskan keputusannya tidak maju di Pilgub DKI bukan karena takut kalah dengan Ahok. Bagi dia menang kalah dalam sebuah kompetisi adalah hal biasa. "Cinta saya pernah ditolak dua kali. Kalah dalam sepakbola sering. Masuk arsitektur gara-gara tidak berhasil masuk Teknik Kimia ITB dan saya pernah dilecehkan berkali-kali saat di Amerika karena minoritas dan faktor ras," kata Emil yang pernah bersekolah di University of Barkeley California ini.
"Makanya mau dimaki atau di-bully di twitter atau medsos oleh banyak pihak termasuk para buzzer lawan politik itu mah biasa saja. Politik itu bising. Insya Allah saya sudah kebal," tambah Emil.
Alasan Emil tak maju Pilgub DKI karena dia ingin menunaikan tugas sebagai Wali Kota Bandung.
(erd/nrl)











































