Walkot Makassar Antisipasi 'Eksodus' PSK Kalijodo dan Bicara soal Daeng Aziz

Bersih-bersih Kalijodo

Walkot Makassar Antisipasi 'Eksodus' PSK Kalijodo dan Bicara soal Daeng Aziz

Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews
Senin, 29 Feb 2016 12:54 WIB
Foto: M Nur Abdurrahman/detikcom
Makassar - Lokalisasi Kalijodo, Jakarta Utara, tamat. Hari ini, 90 persen bangunan di kawasan itu rata dengan tanah. Wali Kota Makassar Ramdhan Pomanto ikut bicara karena ada nama Daeng Aziz di tempat tersebut.

Wali kota berlatarbelakang arsitek ini menganggap Daeng Aziz yang sering dikaitkan dengan kota Makassar bukan ancaman apabila mereka memilih mudik di kampung halamannya.

"Saya yakin mereka tidak akan menambah beban kota ini, Makassar adalah kampung halaman mereka juga, pasti mereka akan jaga keamanan kotanya," kata Danny, sapaan akrab Ramdhan Pomanto, saat memantau proses rekayasa lalu lintas di jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, Senin (29/2/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daeng merupakan sapaan khas di Makassar untuk orang yang lebih tua. Dalam struktur masyarakat Bugis-Makassar, gelar Daeng secara hierarki berada di bawah gelar Andi atau Petta. Lebih lengkap soal sapaan ini disampaikan dosen Antropologi Universitas Hasanuddin, Yahya Kadir, di sini.

Daeng Aziz kini ditahan di Polres Jakarta Utaraย terkait kasus pencurian listrik. Dia dijerat pasal 51 ayat (3) UU no 2009 tentang Ketenagalistrikan dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara dan denda Rp 2,5 miliar.

Danny mengatakan, Pemerintah Kota Makassar akan melakukan pengawasan terhadap "eksodus" PSK dan kelompok preman eks Kalijodo pasca penertiban yang dilakukan Satpol PP Pemprov DKI Jakarta hari ini.

"Kita akan membatasi ruang gerak mereka, kalau bicara hukum pasar, ruang sempit mereka tidak bakal datang, kita akan lakukan pengawasan ketat, sidak lalu didata jumlah PSK yang ada di jalan Nusantara (kawasan THM), kalau jumlahnya bertambah pasti ilegal, harus ditindak," ujar Danny.

Menurut Danny, dalam waktu dekat pihaknya akan mulai menertibkan kawasan tempat hiburan malam di jalan Nusantara dengan menjadikannya kawasan pusat kuliner Makassar.

"Kita akan tertibkan kawasan Nusantara tanpa paksaan. Beban pajak tinggi tempat hiburan malam akan dikurangi jika pengusahanya mengubah menjadi tempat usaha kuliner. Dengan sendirinya, nanti kawasan tersebut akan berubah menjadi pusat kuliner," tutup Danny. (mna/trw)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads