Dengan tergopoh-gopoh keluar dari mobil, Risma langsung masuk ke Kantor Satpol PP dan menginterogasi satu persatu delapan siswa yang didata oleh anggota Satpol PP serta didampingi petugas Bapemas Kota Surabaya, Sabtu (27/2/2016) malam.
Beberapa anak-anak terlihat menangis dan memelas agar tidak dipanggil orang tuanya ke Kantor Satpol PP. "Diajak siapa ke kafe? siapa yang kenalkan kafe?" tanya Risma pada salah satu anak yang menangis sesenggukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tidak berhenti di satu anak, Risma menghampiri satu persatu dan terus mengejar keterangan dari anak-anak yang ditertibkan. Apalagi saat Wali Kota yang diusung kembali oleh PDIP mendapat informasi harga Shisha yang dinikmati seharga Rp 35 ribu.
"Uang kamu kok banyak? dikasih siapa? dapat darimana?" tanya Risma yang kembali tidak mendapat jawaban dari anak-anak.
Risma pun mengingatkan jerih payah yang dilakukan orang tua untuk mencari rezeki membiayai sekolah. "Wong tuwamu nyambut gawe banting tulang, tapi mbok gawe seneng-seneng sing gak ono gunane (Orangtuamu kerja banting tulang, tapi kalian buat untuk senang-senang yang tidak ada gunanya)," kata Risma menasihati.
Usai memberikan nasihat, Risma juga memerintahkan angota Satpol PP agar kembali melakukan patroli dan mentertibkan anak-anak yang masih keluyuran dan segera dibawa ke Kantor Satpol PP.
Selain itu, Risma juga sempat meminta izin kepada para orang tua agar kedelapan anak ini dilakukan tes urin.
Wali Kota perempuan pertama dalam sejarah Pemerintahan Kota Surabaya ini juga meminta kepada orang tua agar memberikan perhatian dan waktu bermanfaat yang lebih pada anak-anaknya.
"Saya titip anaknya ya, Pak. Dijaga dengan baik. Dicari, dicek kalau pulang lebih dari pukul 20.00 WIB. Tolong ya, Pak, masa depannya masih panjang, dijaga," ucap Risma pada para orangtua yang hadir di Kantor Satpol PP Surabaya. (dnu/dnu)