Awas Kabut Asap! Satelit Pantau 69 Titik Api di Kaltim, Riau, dan Sumut

Awas Kabut Asap! Satelit Pantau 69 Titik Api di Kaltim, Riau, dan Sumut

Herianto Batubara - detikNews
Sabtu, 27 Feb 2016 17:23 WIB
Foto: dikhy sasra/ ilustrasi
Jakarta - Belum lagi hilang bencana kabut asap 2015 lalu, kini sudah muncul kembali titik api. Data satelit ditemukan 69 titik api yang tersebar di sejumlah provinsi dan terbanyak di Kalimantan Timur.

"Hal ini terbukti dengan mulai meningkatnya hotspot dari kebakaran hutan dan lahan. Berdasarkan pantauan satelit Modis dengan sensor Terra dan Aqua pada Sabtu (27-2-2016) terdapat 69 hotspot dari kebakaran hutan dan lahan. 69 hotspot ini tersebar di Kalimantan Timur 38 (Kab Kutai Kartanegara 8, Kutai Timur 30), Kalimantan Utara 1, Papua 2, Sulawesi Selatan 4, Aceh Selatan 3, Riau 14 (Kab Bengkalis 13, Siak 1) dan Sumatera Utara 6," jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu (27/2/2016).

Menurut dia, hotspot di Kalimantan Timur, khususnya di Kutai Kartanegara dan Kutai Timur sudah terpantau sejak dua minggu terakhir, seperti kebakaran lahan 5 hektar di Desa Muhurun, Kec Kenohan Kab Kutai Kartanegara pada 30-1-2016.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sengaja dibakar oknum masyarakat untuk pembukaan lahan. Kebakaran hutan dan lahan di Desa Puan Cepak, Kec Muara Kaman Kab Kutai Kartanegara dilakukan oleh oknum masyarakat dengan alasan hutan bebas dan untuk buka lahan baru. Bahkan kebakaran di sekitar areal hutan lindung di Bontang pada 20 Februari menyebabkan 3 orangutan terbakar," jelas dia.

Sedang di Riau, BPBD Riau bersama Manggala Agni, TNI, Polri, Damkar dan lainnya berupaya memadamkan api. Kebakaran seluas 10 hektar itu terjadi sejak 24 Februari dan terjadi hingga sekarang di Kecamatan Teluk Meranti Kab Pelalawan.

"Api belum dapat dipadamkan seluruhnya. Lokasi berada di tengah semak belukar. Kebakaran lahan seluas 2 hektar di Kec Bantan Kab Bengkalis masih dalam penanganan. Sedangkan kebakaran lahan di Kec Pangkalan Kerinci dan Kec Kerumutan Kab Pelalawan sudah dipadamkan," tutur dia.

Sutopo mengungkapkan kebakaran hutan dan lahan yang sudah berlangsung saat ini, sesungguhnya adalah kesempatan untuk menerapkan semua strategi antisipasi kebakaran hutan dan lahan. Diperkirakan kemarau tahun 2016 tidak akan sekering tahun 2015, karena El Nino diperkirakan akan berakhir pada April, untuk selanjutnya fenomena La Nina akan menguat sehingga musim kemarau relatif basah di wilayah Indonesia.

"Musim hujan diperkirakan akan datang lebih awal dan intesitas hujan lebih tinggi pada musim penghujan 2016/2017. Kondisi ini tentu akan memudahkan kita dalam upaya antisipasi kebakaran hutan dan lahan," tutup dia. (bar/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads