Lahan kosong yang diperkirakan menjadi "kerajaan" ular di tengah Kota Semarang itu berada di Jalan Anggrek Raya no. 20. Kondisinya memang banyak tumpukan reruntuhan tembok dan ditumbuhi semak belukar serta ranting-ranting. Tempat yang lembab seperti itu sangat disukai sebagai habitat ular.
Pagi hingga siang tadi warga dan perangkat kelurahan dibantu TNI Polri sudah melakukan kerja bakti melakukan pembersihan dan membakar ranting kering untuk memancing ular keluar. Setelah beberapa jam, ditangkaplah ular Piton jenis Reticulatus sepanjang 1,5 meter oleh warga bernama Totok Bayu Wibowo (44).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu tidak ada lagi ular yang ditemukan di lahan tersebut. Camat Semarang Tengah, Bambang Suranggono mengatakan diharapkan dengan hanya ditemukan 1 ekor ular tersebut, sudah tidak ada lagi ular yang berkeliaran ke rumah warga sehingga tidak perlu lagi resah.
"Kami berharap tidak ditemukan lagi sehingga warga bisa tenang. Stake holder yang bersangkutan juga sudah turun tangan," ujar Bambang.
Lurah Pekunden, Ali Sofyan menambahkan, meski sudah tidak lagi ditemukan ular, warga juga tetap diminta melakukan antisipasi dengan menjaga kebersihan lingkungan masing-masing. Pihaknya juga akan memanggil pemilik lahan dan rumah kosong agar merawat asetnya sehingga tidak menjadi habitat ular.
"Senin pemilik rumah dan tanah kosong dipanggil untuk memberikan pertanggungjawaban terkait kebersihan," kata Ali.
Diketahui lokasi munculnya ular di Anggrek memang tidak hanya lahan kosong yang lama mangkrak, namun juga rumah yang lama tak dihuni sehingga ditumbuhi tanaman rimbun serta kotor.
Selama sebulan terakhir, lebih dari 20 ekor ular piton berbagai ukuran ditangkap warga atau muncul di rumah warga. Oleh sebab itu kerja bakti hari ini hanya berhasil menangkap 1 ekor karena jumlahnya yang berkurang karena sudah ditangkap warga.
"Kemungkinan memang sudah tidak ada karena kan sebelumnya banyak yang ditangkap," kata ketua Reptil Club Semarang, Azmi. (alg/Hbb)