Baca juga: Cerita Sandiaga 'Blusukan' dan Berdayakan Warga Manggarai Selatan
Sandiaga mengaku banyak mendapatkan cerita dari warga Manggarai Selatan. Misalnya, banyak ibu yang mengeluh saat ini anaknya susah mencari pekerjaan. Mereka juga mengeluhkan mahalnya biaya kuliah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Silaturahim yang sangat hangat, ada ibu-ibu bilang anaknya susah cari kerja dan ingin dikirim sekolah tapi mahal," kata Sandiaga saat berbincang dengan detikcom, Selasa (23/2/2016).
Ada juga cerita Ichsan seorang suplier barang-barang kelontong ke warung-warung. Kepada Sandi, Ichsan mengaku setuju dengan penataan pedagang kaki lima (PKL) dan warung-warung. Namun dia mengaluh karena dengan penataan tersebur omzetnya turun drastis.
Dari cerita warga Manggarai Selatan itu, Sandi menyimpulkan bahwa menata kota tak cukup hanya fisiknya saja tapi harus juga memperhatikan perekonomian masyarakatnya. Merelokasi warga ke rumah susun tak akan menyelesaikan masalah perkotaan karena ekonomi rakyat juga harus diperhatikan.
"Bahwa menata kota itu bukan hanya fisiknya, direlokasi dan diberikan rumah susun, tapi bagaimana menata ekonomi rakyatnya, lahan usahanya, pelatihan dan pemberian modal tambahan dalam keadaan ekonomi yang melambat," kata Sandiaga.
(erd/nrl)












































