Bakamla Gandeng Bapeten dan BNN untuk Jaga Laut RI dari Kejahatan

Bakamla Gandeng Bapeten dan BNN untuk Jaga Laut RI dari Kejahatan

Dhani Irawan - detikNews
Selasa, 23 Feb 2016 18:10 WIB
Bakamla Gandeng Bapeten dan BNN untuk Jaga Laut RI dari Kejahatan
Foto: Pool
Jakarta - Badan Keamanan Laut (Bakamla) semakin melebarkan jangkauannya dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Presiden Joko Widodo meminta agar Bakamla lebih mengoptimalisasi tugas pokok Bakamla di luar patroli keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia.

"Memasuki triwulan pertama tahun 2016, Bakamla bersama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) telah mematangkan rencana Latihan Gabungan (Latgab) untuk penanganan bahan berbahaya dan beracun (B3) melalui laut termasuk bahan-bahan yang mengandung radioaktif," ucap Plt Karo Humas Bakamla Laksma Maritim Widodo Eko Prihastopo dalam keterangan yang diterima detikcom, Selasa (23/2/2016).

Widodo menyebut optimalisasi Bakamla yang menjadi arahan Presiden Jokowi, selain penguatan kelembagaan juga ditujukan kepada kapasitas sumber daya manusia dalam penanggulangan bencana di laut. Di tahun 2015, Bakamla telah menggandeng Bapeten, BNN dan BNPT dalam latihan gabungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Strategi pengelolaan dan pengamanan serta pengawasan laut yang dilakukan secara bersama dengan BAPETEN, BNN, BPPT, dan BNPT, juga dilakukan sharing informasi untuk antisipasi perkembangan up-to-date kondisi laut dan kawasan, sehingga pencegahan sedini mungkin secara bersama-sama dapat ditanggulangi," tutur Widodo.

Kemudian hasil dari latihan gabungan Bakamla-Bapeten telah diimplementasikan beberapa waktu lalu, yaitu pada minggu pertama Februari 2016 ketika Kapal MV Ocean Carrier berbendera China yang bermuatan pasir besi dari Iran menuju Hongkong kandas di perairan Batam, dan dicurigai membawa bahan berbahaya berupa uranium. Bakamla berkoordinasi dengan Bapeten untuk melakukan uji atau penelitian muatan kapal MV Ocean Carrier dengan mengambil sample di 10 titik, dan hasilnya negatif.

"Pada triwulan pertama tahun 2016 ini, Bakamla bersama Bapeten akan menyelenggarakan Latgab dan sekaligus penyerahan peralatan dari Bapeten kepada Bakamla yang akan ditempatkan di kapal patroli Bakamla berupa pakaian anti radiasi, hal ini dimaksudkan untuk kelengkapan peralatan di kapal Bakamla apabila mendapatkan kapal yang dicurigai membawa bahan berbahaya, sehingga dalam menjalankan tugas pengecekan muatan kapal tidak membahayakan petugas/personel," ujarnya.

"Itu pakaian anti radiasi ini memiliki standar militer (anti nuclear military spec) sehingga berkualitas tinggi dan sangat aman untuk digunakan terlebih lagi dalam kegiatan pencegahan pencemaran bahan radio aktif," sambung Widodo.

Widodo menyebut nota kesepahaman antara Bakamla dengan Bapeten yang akan ditandatangani oleh masing-masing pimpinan pada saat Latgab di Batam tanggal 13 sampai dengan 16 Maret 2016. Widodo menyebut nota kesepahaman yang sebelumnya yaitu 3 Juli 2012 masih nomenklatur lama yaitu antara Bakorkamla – Bapeten.

"Pada persiapan akhir Latgab Bakamla – Bapeten telah dilakukan pembahasan dan simulasi yang dipimpin oleh Direktur Kesiapsiagaan dan Keteknikan Nuklir (K2N) Bapeten Bapak Dedi Sumargo dan Kepala Subdirektorat Penyelenggaraan Latihan Direktorat Latihan Deputi Operasi dan Latihan Bakamla Kolonel Maritim Atmu Edi di Gedung Bakamla Rawamangun Jakarta Timur," pungkasnya. (dha/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads