"(Jemaat) Yang dari gereja sudah kirim surat ke saya, mereka katakan akan ikut dan taat pada pemerintah, akan bongkar sendiri (gereja)," kata Gubernur DKI Basuki T Purnama di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (22/2/2016).
Ia memuji langkah jemaat GBI yang bersedia membongkar sendiri bangunan gereja mereka. Padahal gereja itu sudah berdiri 48 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahok mengatakan dalam surat tersebut, jemaat GBI Kepanduan menyatakan siap mengikuti langkah Pemprov DKI yang akan menertibkan kawasan tersebut dan mengembalikannya sebagai lahan hijau. Mereka sadar bahwa menetap di atas tanah milik negara adalah sebuah pelanggaran.
"Mereka bilang ya namanya umat beragama harus taat firman Tuhan, taat pada pemerintah, karena itu kan pelanggaran," terangnya.
"Saya hargai gereja yang buat surat ke saya, seperti itu. Kita hargai. Kita juga hargai sejumlah KK yang sudah pindah," pungkas Ahok.
Dalam kebaktian terakhirnya kemarin, Pendeta GBI Kepanduan Timotius Sutomo yang memimpin ibadah menyampaikan rasa syukurnya atas penertiban kawasan itu. Namun, karena gereja tersebut sudah berdiri puluhan tahun, ia tak bisa menutupi rasa sedihnya mesti mengakhiri ibadah di gereja yang penuh dengan sejarah tersebut. Di depan gereja juga terpasang spanduk ucapan terimakasih pada jemaat yang selama ini sudah bersama-sama beribadah di gereja tersebut.
"Kita percaya kalau kita harus menutup sejarah tempat ini, tapi itu bukan akhir. Kami percaya Tuhan menyediakan lebih besar, memang sedih tapi kita ingatkan harusnya bukan sedih tapi harusnya merasakan suatu syukur bahwa kita sudah mengakhiri pelayanan di wilayah ini dengan baik dan masih ada episode baru yang Tuhan sediakan buat kita ke depannya," ucap Pendeta Timotius usai kebaktian. (mnb/nrl)











































