Antrean panjang terlihat di depan Lincoln Hall di universitas negeri tersebut. Mereka menanti dibukanya pintu Lincoln Hall untuk menyaksikan Indonesia Night yang mengambil tema "A Night where Diversity is Celebrated".
Lincoln Hall yang memiliki kapasitas 200 pengunjung terlihat sempit dengan banyaknya pengunjung yang memadati tempat acara. Karena tempatnya tidakΒ muat, tak kurang dari 70 pengunjung harus berdiri di sekeliling hall.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masyarakat dan mahasiswa Indonesia yang tinggal di kota Portland bahu membahu mewujudkan suksesnya Indonesia Night yang pertama diselenggarakan di PSU tersebut. Acara dibuka dengan tarian Yapong, disusul berturut-turut dengan tari Merak, Legong, dan Gamelan. Di samping itu, grup kesenian asal Sulawesi Utara Mapatu ikut memeriahkan pagelaran dengan tari Tetengkoren, Tumatenden, dan Kabasaran.
![]() |
"Butuh upaya untuk mendatangkan kelompok kesenian ini, namun syukurlah kami bisa atasi. Melihat tanggapan seperti ini, nampaknya lain kali kita harus mencari tempat dengan kapasitas yang lebih besar," kata Hellen Heler yang terlibat dalam persiapan acara tersebut.
"Tidak pernah saya lihat begitu banyak orang antre di PSU untuk melihat pertunjukan seperti ini. Luar biasa," kata salah seorang pengnjung, Mike Hillis.
Selain pertunjukan seni, para pengunjung dimanjakan dengan makanan khas Indonesia. Acara diakhiri dengan permainan interaktif angklung bersama penonton. (imk/imk)