Pesan Almarhum Ibunda Dorong Hendra Joni Maju di Pilbup Pesisir Selatan

Pesan Almarhum Ibunda Dorong Hendra Joni Maju di Pilbup Pesisir Selatan

Mei Amelia R - detikNews
Minggu, 21 Feb 2016 14:22 WIB
Hendra Joni kedua dari kiri bersama Brigjen Arman Depari (kelima dari kiri) (Foto: Istimewa)
Jakarta - Hendra Joni tidak pernah menyangka akhirnya dia bisa menjadi Bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat setelah memutuskan untuk mengundurkan diri dari institusi Polri pada Oktober 2015 lalu. Apalagi, sebelumnya tidak pernah ada niatan untuk mencalonkan diri sebagai bupati pada Pilkada 2015 lalu.

"Saya tidak berambisi atau pun niat untuk menjadi bupati. Tetapi saya didorong oleh masyarakat di kampung halaman saya untuk maju. Saya diberi kepercayaan oleh masyarakat di kampung halaman, ya sudah akhirnya saya putuskan untuk ikut," jelas Joni dalam perbincangan dengan detikcom beberapa waktu lalu.

Mantan polisi dengan pangkat terakhir Ajun Komisaris Besar ini awalnya diragukan publik karena profesinya sebagai anggota Polri dinilai akan menurunkan elektabilitasnya. Namun, hasil survei menunjukkan hal yang berbeda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya itu minta dukungan ke partai itu tidak ada sedikit pun diminta sesuatu. Partai-partai yang mendukung, mau mengusung saya kalau lihat hasil survei dulu. Hasil survei dari tim saya, ternyata elektabilitas saya bagus, masyarakat banyak mengenal saya meski lama di perantauan," jelas pria berkumis ini.

Joni juga menegaskan tidak ada money politic atau black campaign selama pencalonan dirinya. "Tidak ada itu sogok-sogok konsituen pakai duit, alhamdulillah enggak ada itu. Saya dulu masuk polisi pun enggak bayar, saya bisa masuk polisi karena belajar terus dan berlatih biar semua persyaratan terpenuhi," kisahnya.

Atas dukungan partai dan masyarakat, Joni optimis melenggang ke arena Pilbup Pesisir Selatan berpasangan dengan Ruswan Yul Anwar. Pria lulusan S1 Hukum di Universitas Merdeka Malang ini yakin dirinya bakal menang saat itu karena sudah berbuat yang terbaik untuk masyarakat sebelum Pilkada dimulai.

"Jadi orang menyangka enggak akan mungkin saya bisa jadi bupati karena kelakuan polisi citranya di masyarakat (buruk). Enggak ada itu saya bilang itu. Saya bisa, kita buktikan saja karena kuncinya kalau kita mau jadi pemimpin, jangan kita ujug-ujug maju. Berbuatlah dulu ke masyarakat jauh-jauh hari agar masyarakat mengenal kita," jelas lulusan Bintara tahun 1984 itu.

Setelah menjadi polisi sejak 1984, Joni memang tidak pernah lupa akan tanah kelahirannya di Kambang, Pesisir Selatan, Sumbar. Bahkan sejak 2004, Joni lebih sering pulang ke kampung halaman untuk menyempatkan diri bertemu dengan sanak keluarga.

Di sinilah investasi politiknya mulai terkumpul. Ia memegang penuh pesan almarhum ibunda, Nurdiani untuk selalu mengingat kampung dan aktif dalam kegiatan sosial.

"Tahun 1994 ibu saya meninggal. Dua hari sebelum meninggal, beliau berpesan 'Joni kalau kamu di Jakarta dapat rezeki, pulanglah ke kampung halaman, lihat saudara-saudaramu banyak yang susah. Harta yang kamu miliki tidak akan dibawa mati, tetapi amalanmulah yang dibawa mati'," tutur lulusan S2 Universitas 17 Agustus Jakarta ini.

Sejak saat itu, Joni sering pulang kampung minimal 2 kali sebulan. Agar tak mengganggu kerja, ia sengaja pulang Jumat sore dan kembali ke Jakarta pada Minggu sore.

Selama di kampungnya, mantan Komandan Timsus di Direktorat Narkoba Bareskrim Polri ini berkeliling ke kecamatan untuk bersedekah pada anak yatim, orangtua jompo dan orang-orang miskin.

"Saya berpikir, mungkin saya terpilih jadi bupati itu adalah hasil dari perbuatan saya di masa lalu, itu memang berbuah manis," imbuh ayah dua anak ini.

Atas perbuatan baik itu pula, Joni lebih dikenal oleh masyarakat setempat. Pada 2012, ia bahkan dinobatkan sebagai Ninik Mamak (Datuk) dengan gelar Tuak Bando Basau, sekaligus penasihat Datuk-Datuk di Pesisir Selatan. Suami dari Lisdawati Ansori ini bahkan mendapatkan perolehan suara terbanyak dari calon bupati lainnya se-Sumatera Barat.

"Saya mendapatkan suara sekitar 92 ribu, paling banyak dari 3 pasangan lawan saya, bahkan perolehan suara saya paling banyak dibanding bupati lain di Sumatera Barat," pungkasnya. (mei/mnb)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads