Dalam acara pelantikan tersebut, Tantowi diminta berpidato. Dalam pidatonya, anggota Komisi I DPR itu bicara soal radikalisme, khususnya soal ISIS.
"Setidaknya ada tiga faktor yang membuat anak-anak muda di luar Iraq dan Syria terpikat propaganda ISIS. Pertama, alasan ekonomi. Kedua, pemahaman agama yang doktriner, dan ketiga pengaruh teknologi, khususnya game-game kekerasan," ujar Tantowi dalam siaran pers kepada detikcom, Sabtu (20/2/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faktor pertama dan kedua banyak memikat anak-anak muda di negara berkembang dan miskin. Namun ternyata, seiring perjalanan waktu, banyak juga anak muda dari negara-negara maju bergabung ke ISIS, sehingga membuat banyak pihak bertanya soal motivasi mereka.
"Jawabnya, mereka terpengaruh dari game-game yang dimainkan sejakΒ kecil," tambah Tantowi. Ironisnya saat ini persebaran game-game yang memuat kekerasan marak di Indonesia.
"Untuk itu orang tua harus mewaspadai game-game yang dimainkan anak-anak kita, khususnya game action yang penuh darah dan kekerasan," tambah penyuka musik Country ini.
Keyakinan Tantowi ini juga telah menjadi kajian pemerintah dan DPR untuk mengawasi distribusi game-game kekerasan.
"Bahkan sebelum ada niat mengawasi itu, saya sudah membuktikan bahwaΒ pengaruh game sangat besar bagi anak-anak. Misalnya anak saya yang hanya saya kasih game bola, ternyata setelah besar iaΒ ingin memainkan bola beneran, dan sekarang menjadi pemain sepakbola," imbuhnya.
Bayangkan, tambah Tantowi, bila anak-anak sejak kecil memainkan game-game kekerasan di atas, maka besar kemungkinan mereka akan termotivasi mencoba kekerasan riil ketika remaja. (tor/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini