Proses evakuasi dua ekor gajah liar yang sakit terdiri induk dan anaknya sempat tertunda. Ini karena adanya gajah jantan liar yang terus menghalangi tim gajah jinak.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di kaki kirinya tim medis dari Veswic menemukan benang nilon yang masih melilit. Lilitan benang nilon tersebut yang menimbulkan luka. Benang nilon tersebut, diduga kuat merupakan jeratan yang dibuat masyarakat," kata Supartono.
![]() |
Setelah gajah anakan selesai diobati, selanjutnya adalah si induk. Induk gajah diperkirakan usianya lebih dari 20 tahun ini mengalami luka di bagian ekornya. Ekor gajah ini putus di bagian pangkalnya yang menimbulkan luka.
"Induk gajah ini tidak lagi mempunyai ekor karena putus. Bisa jadi ini ulah manusia yang dengan sengaja melukai gajah tersebut," kata Supartono.
Dalam proses pengobatan gajah liar yang terluka karena jeratan ini, pihak BBKSDA Riau dibantu para aktivis. Mereka adalah, WWF Indonesia, Veswic, himpunan penggiat alam (Hipam).
"Kami ucapkan terima kasih kepada para aktivis yang sudah memberikan bantuan untuk mengobati gajah yang sakit. Ini termasuk hitungan cepat, dalam 3 hari kita sudah dapat mengobati 3 ekor gajah liar," kata Supartono.
![]() |
"Jadi tim masih berada di lokasi hingga beberapa hari kedepan. Gunanya memantau pasca pengobatan," tutup Supartono.
(cha/fjp)














































