"Perguruan tinggi sangat berperan penting dalam mencetak angkatan kerja yang berdaya saing. Saya meminta kepada perguruan tinggi dapat berperan dalam agenda revolusi mental," kata Puan dalam seminar 'Menjadi Pemimpin yang Berkarakter Melalui Revolusi Mental' di Gedung H Fakultas Psikologi UI, Depok, Jawa Barat, Jumat (18/2/2016).
"Revolusi mental bukanlah program satu-hari. Tapi program jangka panjang," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ditanya siapa pelaku revolusi mental, kita. Seluruh orang yang merasa rakyat Indonesia adalah pelaku revolusi mental," ujar Puan.
Dalam paparannya, Puan juga menyinggung pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mulai Januari 2016. Bangsa Indonesia akan terkena bencana dengan adanya MEA ini, jika tidak segera meningkatkan daya saing.
"Saat ini pekerja kita 65 persen setingkat SMP ke bawah. Lulusan perguruan tinggi belum mencapai 10 persen. Tenaga kerja kita yang memiliki kompetensi keterampilan rendah pada akhirnya berdampak pada produktifitas yang rendah," jelas Puan.
Hadir dalam seminar ini Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan Bambang Wibawarta, Dekan Fakultas Psikologi Tjut Rifameutia Umar, Guru Besar Psikologi UI Hamdi Muluk, Bupati Batang Mayor Arh (Purn) Yoyok Riyo Sudibyo, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, dan Bupati Wakatobi Hugua. (rna/tor)