"Kemarin seharian dua ekor gajah jinak kita berusaha masuk ke kawanan gajah liar untuk memisahkan dua ekor gajah yang sakit. Upaya itu gagal, karena gajah jantan liar yang paling besar menantang dua ekor gajah jinak," kata Kepala Bidang Wilayah II, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau, Supartono dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (18/2/2016).
Supartono menjelaskan, seharian tim gajah jinak gagal masuk ke gerombolan gajah liar yang berjumlah 24 ekor. Proses memisahkan dua ekor gajah yang sakit, yaitu induk dan anakanya itu pun gagal total.
Suasana tim BBKSDA bersama gajah jinak dihadang gajah liar (Dok. BKSDA Riau) |
Hal itu disebabkan ada seekor gajah liar jantan yang paling besar melindungi kawanannya. Gajah jantan liar itu selalu berusaha menghalau kehadiran dua ekor gajah jinak yang badannya juga sama-sama besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suasana tim BBKSDA Riau bersama gajah jinak dihadang gajah liar (Dok. BKSDA Riau) |
Tidak ingin terjadi konflik, akhirnya upaya seharian kemarin ditunda. Hari ini tim BKSDA bersama sejumlah aktivis lingkungan kembali turun terus memonitoring pergerakan gajah liar tersebut. Usaha mereka adalah mengobati gajah induk dan anaknya yang terluka akibat jeratan manusia.
"Kalau tim dua ekor gajah bersama pawangnya memaksakan masuk, pasti akan terjadi konflik. Malah kadang gajah liar mencoba menandatangi dua ekor gajah jinak kita untuk diajak duel," terang Supartono.
Gajah induk mengalami luka ekornya buntung akibat jeratan, sedangkan anaknya kaki depannya terluka akibat jeratan. Sementara satu ekor gajah remaja usia 9 tahunan, dua hari lalu sudah berhasil diobati tim medis yang juga kaki depannya terluka akibat jerat.
Baca juga: Cari Gajah Liar yang Terluka, Tim BKSDA Dikawal 2 Gajah Jinak
(cha/miq)












































Suasana tim BBKSDA bersama gajah jinak dihadang gajah liar (Dok. BKSDA Riau)