"Jadi fungsinya mengamankan tim yang tengah bekerja mengobati gajah liar yang usia 9 tahun tadi malam sudah selesai kita obati," kata Kabid Wilayah II Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Supartono dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (17/2/2016).
Supartono menyebutkan, dua ekor gajah jinak yang sudah terlatih ini juga berfungsi untuk mendekati gajah yang sakit. Lantas ada tim yang menunggangi gajah jinak melakukan penembakan bius.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Terus gajah jinaknya mengarahkan gajah liar yang akan diobati tim medis," kata Supartono.
Selama proses pengobatan, gajah jinak mengawal tim dokter. Pengawalan yang diberikan sangat berarti untuk memberikan rasa nyaman tim medis dari serangan gajah liar lainnya.
"Karena jika tanpa pengawalan dua ekor gajah jinak kita, bisa saja gajah liar lainnya melakukan perlawanan karena rekannya ada yang diambil untuk diobati," kata Supartono.
Lokasi pengobatan gajah liar yang berada di Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, ini masih tak jauh dari gajah liar lainnya. Jaraknya paling jauh hanya sekitar 100 meter antara kelompok gajah liar dengan yang rekannya lagi diobati.
"Kemarin satu ekor gajah liar sudah berhasil kita obati karena kaki depannya terluka akibat jeratan. Hari ini rencananya dua ekor gajah antara induk dan anaknya yang juga terluka akibat jeratan akan diobati," kata Supartono. (cha/rvk)












































