Demikian disampaikan, Himpunan Penggiat Alam (Hipam) di Riau, Zulhusni Sukri dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (16/2/2016). Husni sapaan akrabnya Zulhusni Sukri ini, lokasi pengobatan gajah liar yang sakit ini dilkakukan di areal perkebunan karet di kawasan swaka margasatwa Balai Raja di Kecamatan Pinggir, Kab Bengkalis Riau.
"Saat ada sisa 24 ekor dari sekelompok gajah liar di kawasan swaka margasatwa Balai Raja. Dari jumlah itu ada 3 ekor yang mengalami sakit," kata Husni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hingga malam ini tim medis masih melakukan pengobatan terhadap gajah liar tersebut. Selain tapak kaki luka akibat jeratan warga, gajah ini juga mengalami mencret," kata Husni.
Masih menurut Husni, rencananya besok tim berusaha untuk kembali membius dua ekor gajah liar lainnya. Targetnya satu ekor gajah induk dengan luka di bagian ekornya, dan satu gajah anakan dengan luka kaki depannya. Akibat luka terkena jeratan itu, gajah anakan tersebut menjadi pincang.
"Selama proses pengobatan kawanan gajah liar lainnya tetap menunggu yang tak jauh dari lokasi. Gajah yang diaobati tim medis memang tidak akan dipisahkan dari kelompoknya," kata Husni.
Untuk pengobatan ini, lanjutnya, tim juga harus berhati-hati. Karena kawanan gajah liar lainnya masih berada di sekitar lokasi.
Dia mengatakan kawanan gajah liar tersebut bermigrasi dari kawasan kantong gajah Giam Siak Kecil ke Balai Raja, Bengkalis. Jumlah mereka awalnya 25 ekor, namun satu ekor gajah mati pada pekan lalu akibat terperangkap di pagar beraliran listrik saat melintasi kebun kelapa sawit milik warga setempat.
"Gajah ini melintas di kawasan Bengkalis diperkirakan di atas dua tahun sekali. Sayangnya habitat mereka kini sudah banyak beralih fungsi jadi perkebunan sawit dan jadi desa," tutup Husni. (cha/dra)











































