Memasang tagline kerja, kerja, kerja, membuat Kabinet Kerja tidak pernah tiada hari tanpa rapat. Dari Senin bertemu Senin lagi, bisa terus menerus rapat membahas berbagai masalah yang ada dan belum terselesaikan.
Hal itulah yang terkadang membuat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar atau yang akrab disapa Nur jarang mempunyai waktu tidur yang cukup. Seperti saat detikcom berkunjung ke kediamannya di Jalan Denpasar Raya No 15, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (12/2/2016), Nur baru saja melakukan kunjungan kerja ke Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Namun tanpa terlihat lelah, Nur masih mau menerima kedatangan tim detikcom. Lalu bagaimana cara Nur agar tetap fit dan tampil prima dalam beraktivitas meski kurang tidur?
"Saya memang tidurnya nggak banyak dari dulu. Mau tidur jam berapa pun pasti jam 04.00 WIB atau 04.30 WIB pasti bangun. Kadang jam 03.00 WIB juga udah bangun. Jadi kebiasaan saja," ucap ibu dua anak ini.
Untuk itulah menurut Nur, pengobatan yang paling ampuh adalah pengobatan mekanistik. Biasanya setelah bangun dan salat subuh, Nur lalu melihat beberapa pekerjaannya.
Lalu saat siap untuk berangkat dan masuk ke dalam mobil, Nur pasti menyempatkan untuk tidur. Kesempatan tidur di mobil itulah yang dimanfaatkan Nur dengan sebaik mungkin.
Nur berkisah tentang hal-hal yang membuatnya harus bekerja dengan ekstra yakni salah satunya saat kebakaran hutan melanda sebagian wilayah Indonesia. Bersama dengan Presiden, Nur harus meninjau satu lokasi kebakaran hutan ke satu lokasi berikutya. Terkadang hasil rapat mengenai kebakaran hutan harus dia bawa sampai ke rumah.
"Hampir setiap hari waktu itu (kebakaran hutan) saya bersama Bapak Presiden Jokowi di lapangan. Meninjau dan mengecek segala sesuatunya. Memang waktu itu cukup berat. Saya harus menjelaskan juga ke beberapa negara tetangga soal kebakaran tersebut. Namun alhamdulillah semua Tuhan kasih jalan keluarnya," ucap Nur.
Selain kasus kebakaran, Nur yang saat itu belum genap satu tahun menjadi menteri pun kembali dihadapkan pada suatu persoalan. Persoalan mengenai Kakatua Jambul Kuning yang merupakan satwa dilindungi namun banyak dijadikan hewan peliharaan oleh warga.
Nur kemudian giat mengkampanyekan penyelamatan Kakatua Jambul Kuning. Aksinya tersebut bukan hanya gaya-gayaan semata. Namun, berkat kampanye, para satwa langka yang dilindungi kembali dibebaskan oleh pemiliknya.
![]() |
Berbondong-bondong, mulai pejabat negara hingga rakyat biasa akhirnya sadar dan mau mengembalikan hewan langka yang dilindungi itu. Bagi Nur, segala sesuatu baik pekerjaan dan lainnya harus dikerjakan semaksimal mungkin agar mencapai hasil yang memuaskan. Meski terkadang rasa lelah datang menghampiri, namun niat bekerja melayani rakyat membuat Nur kembali semangat.
Selain tidur singkat, Nur mengaku jarang sekali pergi ke dokter. Dia selalu berusaha keras memerintahkan dirinya sendiri untuk selalu kuat dan sehat. Tak ada obat-obatan khusus yang membuatnya tetap berstamina.
Namun terkadang akibat terlalu kerja keras dalam bekerja, Nur tidak mengkontrol pola makannya. Hal itulah yang kemudian membuat Nur merasa badannya semakin lama semakin gemuk.
"Memang ada kesulitan saya karena kita kerja kadang-kadang nggak kontrol makan. Ya makan aja. Makanya agak repot ini badan tambah gemuk. Ya pokoknya makan saja tidak ditahan-tahan," jelasnya.
Nur menikah dengan Rusli Rachman pada 12 April 1980. Setahun kemudian, Nur melahirkan anak pertamanya yang dia beri nama Meitra Mivida Rachmanda dan tahun 1983, lahirlah anak kedua Nur bernama Ananda Tohpati Rachmanda.
Anak pertama Nur menikah dengan Iif Syifaudin pada tahun 2008 dan dikaruniai dua anak bernama Zaira Addeva dan Shane Albantani. Sedangkan anak kedua Nur menikah dengan Niken Sucitra pada tahun 2012 dan dikaruniai satu anak bernama Azyifa Nuraya.
(yds/slh)