Bicara soal Kalijodo, mundur ke belakang sampai ke tahun 2001. Saat itu Kapolsek Penjaringan dijabat Kombes Krishna Murti, kini Dirkrimum Polda Metro Jaya. Krishna punya pengalaman dengan penertiban Kalijodo.
Krishna pada Selasa (16/2/2016) bertutur pengalamannya itu, dan sudah dia jadikan bahan penelitian untuk thesisnya. Juga kemudian dia bukukan dalam sebuah buku bertajuk 'Geger Kalijodo' yang diterbitkan tahun 2004. Satu hal yang dia sampaikan juga di buku itu yakni soal detik-detik dirinya ditodong pistol oleh Daeng Aziz.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bedul itu Daeng Aziz," jelas Krishna.
Polisi saat itu masuk ke Kalijodo setelah terjadi peristiwa pembunuhan. Adik Daeng Aziz dibunuh kelompok lain di Kalijodo. Krishna mengambil sikap, penertiban dilakukan guna mencegah perang kelompok dan menertibkan perjudian.
"Dia saya tangkap sehari setelah menodong saya," imbuh Krishna.
Saat melakukan penangkapan, Krishna bertutur saat itu ada langkah khusus. Dia tak ingin ada kekerasan. Azis kemudian dia tangkap dan diproses, setelah itu menjalani vonis hukuman hanya 3 bulan penjara.
Kini Kalijodo kembali ramai menjadi bahan pemberitaan. Daeng Aziz juga muncul sebagai tokoh masyarakat. Daeng Aziz meminta keadilan dan menolakย digusur. Daeng Aziz yang ditemani pengacara Razman Nasution juga sudah mengadukan soal rencana Ahok ini ke Komnas HAM serta DPRD DKI.
(mei/dra)











































