Tapi siapa sebenarnya Daeng Aziz ini? Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombea Krishna Murti tahu betul siapa Aziz. Krishna yang pernah menjabat Kapolsek Penjaringan itu bahkan sempat ditodong senjata api oleh Aziz.
"Dulu dia itu punya satu lapak besar, lapak perjudian di Kalijodo. Tapi itu dulu, sekarang sudah enggak punya lapak judi dia," ujar Krishna, Selasa (16/2/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daeng Aziz/Ari Saputra |
Krishna mengisahkan, dahulu lapak perjudian milik Aziz itu yang dijaga ketat oleh kelompoknya. Jenis judi yang ada jenis koprok dan qiu-qiu.
"Dulu omsetnya dari judi itu dia besar. Itu judi kelas teri tapi yang datang ke situ dari mana-mana bawa duit puluhan juta," imbuhnya.
Selain menjadi bandar judi, Aziz juga memiliki 3 buah kafe saat itu. Kafe Azis menyediakan fasilitas live musik dan minuman.
"Di kafe itu kan orang datang minum-minum, terus ditemani cewek-cewek," tutur Krishna.
Baca juga: Begini Awal Mula Munculnya Prostitusi, Judi dan Premanisme di Kalijodo
Semasa menjabat sebagai Kapolsek Penjaringan selama 3,5 tahun, Krishna memberantas perjudian hingga prostitusi serta human trafficking di Kalijodo. Sampai Gubernur DKI saat itu, Sutiyoso membongkar kafe-kafe di bantaran kali menjadi taman yang kemudian membuat bisnis ilegal di Kalijodo menjadi sepi.
"Tapi kan setelah itu mereka membangun kembali kafe-kafe. Yang ada sekarang kafe saja, judi sudah tidak ada di sana. Azis sekarang juga cuma punya satu kafe saja," ungkap Krishna yang juga dimuat dalam bukunya 'Geger Kalijodo'.
Beberapa kali detikcom mencoba menanyakan soal ini ke Daeng Aziz, namun tak pernah dijawab tegas. Aziz saat disambangi ke rumahnya juga tak mau bicara. Tapi saat di Komnas HAM dia pernah menyebut di Kalijodo tidak ada preman atau disebutnya sebagai free-man. Aziz menegaskan di Kalijodo mereka semua memiliki KTP. (mei/dra)












































Daeng Aziz/Ari Saputra