Namun ternyata kenyataannya tidak demikian. Tim detikcom pada hari Jumat (12/2/2016), berkesempatan menengok kamar tidur Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Menteri LHK) Siti Nurbaya Bakar atau yang akrab disapa Nur di rumah dinasnya di Jalan Denpasar Raya No 15, Kuningan, Jakarta Selatan.
Letak kamar tidur Nur di lantai dua, sehingga kami harus melewati ruang keluarga dan ruang televisi di lantai satu. Di ruang keluarga ada hal yang menarik, berderet mobil-mobil mainan berdinamo yang besar dan juga beberapa sepeda sedang "parkir". Mobil-mobil dan sepeda itu milik ketiga cucu Nur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itulah yang mengurangi ketegangan saya. Pikiran saya kan tercurah ke pekerjaan. Lalu diajak main cucu-cucu membuat ketegangan pikiran saya menurun," ungkap Nur.
Menurut Nur mobil-mobil dan sepeda tersebut di beli di Pasar Gembrong. Harganya pun masih terjangkau antara Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu. Nur tidak membelikan cucunya mainan yang mahal. Sebab sedari kecil dirinya pun sudah diajarkan kesederhanaan oleh kedua orang tuanya.
Tim kembali menapaki anak tangga menuju lantai dua kamar Nur. Kesan mewah dan luas tidak tampak ketika kami memasuki kamar pribadinya. Malah kesan pertama kami setelah masuk adalah sempit dan sumpek karena banyak rak buku dan buku-buku serta dokumen kerja berserakan di sana-sini.
"Saya meminta ajudan saya untuk tidak dibereskan kamarnya. Jadi biar apa adanya. Terus terang saya sama sekali gak punya area privasi. Kalau orang mungkin ada. Kalau saya tidak. Jadi ya nggak apa-apa kalian ke kamar saya," ucap Nur.
|
Terdapat tiga rak buku di sana, semuanya penuh dengan buku-buku. Malahan, saking penuhnya, banyak buku-buku yang berserakan di lantai.
Nur mengatakan dia harus banyak membaca buku mengenai lingkungan hidup dan kehutanan dari berbagai sumber agar dapat menguasai masalah. Sebab bila dia tidak membaca buku dari berbagai refrensi, ketika Presiden bertanya dan dia tidak tahu. Hal itulah yang Nur takutkan.
"Saya tahu persis gaya kepemimpinan Pak Jokowi. Bapak Presiden ini senang baca buku. Kita sebagai menterinya harus juga menguasai hal-hal di kementerian yang kita pimpin. Kalau tidak, tewaslah," jelasnya.
Sambil mempersilakan tim detikcom untuk duduk di kursi dan kasur, Nur kembali melanjutkan ceritanya. Banyaknya dokumen di kamar tidurnya itu tak lain karena seringnya kabinet menggelar rapat yang intensif. Apalagi ketika kebakaran hutan. Maka, banyak hasil dokumen setelah rapat Nur bawa ke rumah untuk dibaca kembali.
![]() |
Di salah satu sudut kamar, kami melihat gelas besar berisi teh hangat. Ternyata Nur sangat hobi sekali minum teh hangat. Dia bisa menghabiskan 3 hingga 4 gelas teh hangat dalam sehari.
"Saya kurang suka minum air putih. Rasanya tawar dan kadang suka mual di perut. Teman saya kasih air zam-zam udah dari berapa bulan lalu belum habis-habis. Saya hanya minumnya kadang-kadang saja," terangnya.
Sesekali Nur menjeda perbincangan dengan meminum seteguk, dua teguk teh manis. Lalu kembali melanjutkan perbincangan.
![]() |
Berbagai hal Nur ceritakan kepada tim detikcom. Salah satunya mengenai obrolannya dengan Ibu Negara Iriana Joko Widodo.
Nur menerangkan, jika dirinya bertemu dengan Iriana, kadang itulah kesempatannya untuk menanyakan sesuatu atau menjelaskan sesuatu. Terkadang juga Iriana suka bercerita mengenai buku yang baru dibacanya.
"Saya biasanya kalau lagi ketemu Ibu ambil kesempatan saja. Misal 'Bu ada anak badak baru lahir, boleh nggak dinamai ini. Atau Bu ada anak gajah baru lahir, boleh nggak dinamai itu. Ya gitu-gitu saja sih," tutur Nur.
Iriana di mata Nur bukan orang yang suka bercanda. Namun sangat perhatian kepadanya. Terkadang Nur juga membicarakan masalah pengelolaan sampah kepada Iriana.
Menurut Nur, Iriana sangat terlihat sekali jiwa mother looknya. Dengan bertanya mengenai kabar keluarganya, Nur melihat sosok Iriana yang penyayang.
Tak terasa, waktu sudah menunjukan pukul 23.10 WIB. Namun Nur masih bersemangat untuk bercerita dan sama sekali tak terlihat letih.
(yds/slh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini