TKW yang Tak Bisa Pulang dari Malaysia Berangkat dengan Identitas Palsu

TKW yang Tak Bisa Pulang dari Malaysia Berangkat dengan Identitas Palsu

Syahdan Alamsyah - detikNews
Selasa, 16 Feb 2016 07:58 WIB
Foto: Foto Eva TKW asal Sukabumi (Syahdan/detikcom)
Sukabumi - Nasib Eva Siti (18), remaja asal Kampung Cidadap Pesantren, Desa Limbangan, Sukaraja, Kabupaten Sukabumi yang diduga jadi korban perdagangan manusia (human traficking) ke Malaysia, ternyata berangkat menggunakan identitas palsu. Bagaimana ceritanya?

Keterangan itu diperoleh dari dua rekan Eva bernama Devi Ratna (18) dan Kiki Lestari (18) yang sama-sama berangkat ke Malaysia bersama Eva. Kepada detikcom, Devi dan Kiki mengaku diberangkatkan oleh seseorang bernama Deni, orang yang juga memberangkatkan Eva.

Devi berhasil pulang dari Malaysia setelah membayar uang tebusan sebesar Rp 2 Juta dari Rp 9 Juta yang diminta penyalurnya. Sementara Kiki pulang ke kampung halamannya setelah mengelabui sang majikan bahwa dirinya memiliki penyakit.
Foto: Devi TKW yang berhasil lolos dari Malaysia didampingi orang tua Eva Siti (Syahdan/detikcom)

"Kita bertiga berangkat ke Jakarta bareng naik bis, nemuin Deni. Awalnya memang kita dijanjikan kerja sebagai pelayan restoran di Jakarta, namun di sana kita malah dimasukan ke sebuah perusahaan penyalur tenaga kerja ke luar negeri," tutur Devi kepada detikcom, Selasa (16/2/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Ditagih Penyalur Rp 15 Juta, TKW Asal Sukabumi di Malaysia Tak Bisa Pulang

Menurut Devi perusahaan bernama PT Astakira di Jakarta itu menolak kedatangan mereka lantaran usia ketiganya belum bisa mencukupi untuk bekerja serta identitas ketiganya tidak sah, ketiganya pun di tolak.

"Deni kemudian bawa kita ke Desa Pabuaran Kecamatan Bojong Gede kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di sana dibuatkan identitas palsu, usia kita jadi 24 tahun," lanjutnya.

Usai mengantongi identitas itu, ketiganya diantar Deni berangkat ke Kalimantan bertemu dengan penyalur lainnya bernama Diana. Sekitar dua minggu di Kalimantan mereka akhirnya diberangkatkan ke Malaysia. Sejak itu Devi mengaku kehilangan kontak dengan kedua temannya.

"Eva dan Kiki kerja di Malaysia juga cuma kita berbeda lokasi kerjanya. Berangkat bulan Oktober dan sekitar bulan November saya minta pulang karena ternyata pekerjaannya tidak sesuai. Saya hubungi Diana dan kata dia saya bisa pulang kalau ada uang pengganti sebesar Rp 9 Juta," lanjutnya lagi.

Devi kemudian menghubungi orang tuanya di Sukabumi, saat itu dikirim uang Rp 2 Juta kepada Diana dan menjanjikan akan membayar sisanya setibanya di Sukabumi. "Uang sisanya itu nggak saya kasihkan sampai sekarang. Buat apa, toh ke sana (Malaysia) aja kita nggak minta," kata Devi.
Foto keluarga TKI yang anaknya tak bisa pulang dari Malaysia karena harus bayar ke agen penyalur (Senin/15/2016) (Syahdan/detikcom)

Senasib dengan Devi, Kiki juga berhasil pulang dari Malaysia setelah membohongi majikannya, ia lebih beruntung karena dipulangkan tanpa dimintai uang tebusan. Saat itu Kiki mengaku jika sang majikan tak suka bila pekerjanya sakit-sakitan.

"Saya pura-pura sakit asma berat, tak lama kemudian saya dipulangkan di awal bulan Desember," tutur Kiki.

Selama di Malaysia, Kiki mengaku diperlakukan tidak layak ia sering dipukul oleh majikannya, bahkan ia hanya diberi makan satu kali dalam sehari oleh majikannya tersebut. "Kalau nggak biskuit, saya dikasih mie instan," imbuhnya.

Sebelumnya, Eva Siti (18) warga Sukabumi diduga jadi korban perdagangan manusia dengan menjadi TKW ke Malaysia. Eva tertahan di Malaysia karena penyalur meminta uang pengganti sebesar Rp 15 Juta. Emen (43) ibunda korban mengaku tak memiliki uang sebanyak itu, dia sempat meminta tolong ke aparat kecamatan dan dinas sosial namun tak mendapat tanggapan serius. (bal/bal)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads