Sidak Rutan Salemba, Petugas Sita 22 HP dan Sendok Modifikasi

Sidak Rutan Salemba, Petugas Sita 22 HP dan Sendok Modifikasi

Ayunda Windyastuti Savitri - detikNews
Selasa, 16 Feb 2016 07:47 WIB
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Satuan Tugas Keamanan dan Ketertiban (Satgas Kamtib) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta melakukan sidak ke Rutan Salemba pada Senin (15/2) malam. Dalam kesempatan itu, mereka menemukan ponsel, sendok yang dimodifikasi menjadi senjata dan lainnya.

"Kita temukan masih ada sekitar 22 HP, sendok, senjata tajam dari sendok yang dimodifikasi, charger dan barang terlarang lainnya seperti pisau, serta cutter," ujar Kepala Divisi Pemasyarakatan DKI Yusparudin kepada detikcom, Selasa (16/2/2016).

Yusparudin menerangkan, proses penggeledahan di Rutan Salemba dimulai tepat pada pukul 19.00-22.00 WIB. Yusparudin ditemani 150 anggota Satgas Kamtib DKI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebut penggeledahan ini rutin dilakukan untuk antisipasi kejahatan atau minimalisir pelanggaran oleh warga binaan. Ini merupakan kali keempat Satgas Kamtib melakukan sidak di berbagai rutan, dibantu Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI.

Selain merazia barang di ruang tahanan, petugas juga melakukan tes urine. Dari 60 narapidana yang mengikuti tes urine, hasilnya ada 2 orang yang positif mengkonsumsi narkoba.

"Ada dua tahanan dari luar yang baru dibawa (ke Lapas Salemba) positif. Untuk yang positif ini kami akan segera tindaklanjuti. Kami periksa dulu dari mana dapat barangnya, kalau di dapat dari dalam kita rehab di dalam," urainya.

Tahanan yang ada di Rutan Salemba berjumlah 3.596 orang. Sedangkan petugas lapas yang berjaga di sana hanya berjumlah 22 orang.

Hal ini, kata Yusparudin, perlu dievaluasi kembali. Sebab apabila tidak diseimbangkan komposisinya, bukan tidak mungkin hal-hal yang semestinya justru lolos dari pengawasan begitu saja.

"22 orang itu ada yang jaga di pos depan, atas dan sebagainya. Satu blok cuma dijaga 2 orang, padahal tahanannya bisa 1.000-an orang. Itulah keterbatasan. Jadi kami tidak mampu mengawasi dengan tepat karena petugas kita sangat minim," kata Yusparudin.

"Ke depan perlu diadakan evaluasi untuk perbaikan sistem," pungkasnya. (aws/miq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads