"Itu kesepakatan bersama di dalam paripurna. Kalau itu memungkinkan, tidak masalah diteruskan. Kalau itu kendala, tidak masalah disetop," kata Fadli di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (15/2/2016).
Wacana ini memang pertama kali diungkapkan oleh Setya Novanto saat masih menjabat sebagai ketua DPR. Menurut Fadli, wacana ini muncul ketika melihat parlemen negara lain memakai paspor diplomatik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini, Fadli sebagai pimpinan DPR menggunakan paspor diplomatik ketika menghadiri konferensi-konferensi parlemen internasional. Tetapi, paspor itu tidak pernah dia pegang sendiri.
"Paspor hitam bisa mempermudah. Artinya perlakuan diplomatik di bandara, di tempat sidangnya," ungkap Fadli.
Sebelumnya, wacana sempat diungkit lagi di Komisi I DPR. Setelah ada sejumlah kontroversi dan penolakan, Ketua DPR Ade Komarudin berjanji akan mengevaluasinya.
"Itu kan langkah yang lama, saya akan bicara lagi dengan pimpinan fraksi seluruhnya, itu langkah yang lama," kata Ade di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (11/2/2016).
"Nanti akan kita bicarakan lagi. Bisa dikaji, bisa dievaluasi," sambung politikus Golkar ini.
(imk/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini