Detikcom berkesempatan menyambangi pulau-pulau terluar bersama KRI dr. Soeharso dalam misi Bakti Sosial Pelayanan Kesehatan di kepulauan Maluku Barat Daya, pada Minggu (7/2).
Di kapal, ikut serta beberapa tenaga pengajar yang memang mendedikasikan diri untuk anak-anak Indonesia di pulau terluar.
![]() |
"Sebenarnya kita senang karena anak-anaknya senang belajar dan bersemangat. Namun kadang kami juga suka sedih dan ironi sendiri saat mereka akan belajar di kelas, buku materi pelajaran dan alat tulis untuk mereka belajar pun kurang," ujar Yuli tenaga pengajar dari program SM3T 'Sarjana Mendidik Daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal', di Pulau Lakor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dapatnya di Pulau Lakor, teman-teman yang lainnya ada tersebar. Kita mengajar dari Paud sampai SMA, kebetulan yang saya ajar SMA Negeri 1 Lakor," sambung Yuli.
Dalam keterbatasan yang dihadapi, masih terbesit sebuah harapan besar bahwa para murid di pulau-pulau terluar Indonesia bisa lulus Ujian Nasional (UN) yang akan dilakukan tak lama lagi.
"Sebentar lagi kan sudah mau UN. Buku dan materi soal UN kurang, bahkan tidak ada dari kurikulum sebelumnya. Bayangkan dalam 1 kelas hanya ada 6 siswa dan buku materinya hanya 3 buku, salah satunya sudah sobek malah," papar Olif teman Yuli yang juga tenaga pengajar dari SMD3T.
"Tapi kami masih berharap mereka mampu melewati Ujian Nasional dengan baik. Mudah-mudahan Menteri Pendidikan memberi perhatiannya ke murid-murid yang ada di pulau-pulau terluar Indonesia, karena kalau dengan materi ujian dan kurikulum yang sama dengan pulau-pulau besar lainnya tentu mereka tidak akan bisa melewatinya," pungkas Olif dan Yuli. (dra/dra)