"Kalau pakai peluru hampa atau karet, justru tidak melatih mental prajurit Paskhas. Enggak dahsyat kalau pakai peluru hampa. Kalau begitu, pakai saja mercon," ucap Kepala Penerangan (Kapen) Korps Paskhas Letkol Sus Rifaid di Markas Komando (Mako) Paskhas TNI AU, Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (13/2/2016)
Maka itu, Rifaid menambahkan, maksud menggunakan peluru tajam itu untuk membiasakan prajurit lebih sigap dan siap menghadapi pertempuran sesungguhnya. "Paskhas ini dibentuk menjadi prajurit profesional dan militan. Tentu saja prajurit Paskhas ini melalui seleksi ketat, seperti fisik, mental, kesehatan jasmani, psikologi dan akademik," tuturnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap prajurit baret jingga ini harus memiliki persyaratan dasar Para-Komando. Kemampuan mumpuni personel Korpaskhas menjadi andalan garda terdepan menjaga NKRI.
Rifaid mengungkapkan, sepanjang pelaksanaan latihan dopper di lingkungan Korpaskhas, hingga kini tidak pernah terjadi insiden prajurit terkena tembakan peluru tajam yang dimuntahkan penembak. "Belum pernah ada sampai sekarang. Buktinya tiap tahunnya tetap ada dopper," kata Rifaid menegaskan.
(bbn/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini