Begini Cara Penembak Uji Nyali Pasukan di Latihan Dopper

Latihan TNI Berpeluru Tajam

Begini Cara Penembak Uji Nyali Pasukan di Latihan Dopper

Baban Gandapurnama - detikNews
Jumat, 12 Feb 2016 17:35 WIB
Ilustrasi oleh Andhika Akbarayansyah/detikcom
Bandung - Penembak bersenjata api laras panjang memuntahkan banyak peluru tajam saat prajurit Korpaskhas TNI AU merayap-rayap di lumpur. Wajar saja prajurit baret jingga itu dagdigdug menghadapi tembakan yang merangsek lumpur di sebelah kanan kiri tubuhnya. Rupanya sang penembak memiliki keterampilan khusus sewaktu memberondong peluru agar tidak mencelakakan prajurit yang mengikuti latihan dopper.

"Kalau melihat langsung (di lokasi latihan), tentu mengerikan. Tembakannya menggunakan peluru tajam," ucap Kepala Penerangan (Kapen) Korps Paskhas Letkol Sus Rifaid di Markas Komando (Mako) Paskhas TNI AU, Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/2/2016).

Menurut Rifaid, latihan dopper bertujuan menguji kemampuan prajurit Paskhas yang meliputi uji keberanian, ketahanan fisik, mental dan menumbuhkan kepercayaan diri. Dia menegaskan, tentunya pelatih sekaligus penembak tidak membidik tubuh prajurit. Sepintas bila menyaksikan video latihan dropper oleh Korpaskhas yang muncul di YouTube, penembak nampak beraksi brutal menembaki prajurit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Enggak asal-asalan atau sembarangan menembak, ada tekniknya. Tembakan itu bukan mengarah ke prajuritnya, tetapi diarahkan ke lumpur yang berada di samping kanan dan kiri tubuh prajurit yang lagi bergerak merayap," tutur Rifaid.

Saking memiliki kemampuan menguasai senjata api tempur, arah tembakan yang dilancarkan personel Paskhas ini bergerak acak dan zigzag tanpa harus senjata disandarkan ke penyangga. "Personel Paskhas ini sudah sangat terlatih menembak," katanya.

Rifaid menjelaskan, setiap berlangsungnya latihan dopper, para penembak harus mengikuti proses seleksi. Misal dari 20 orang yang ikut, nantinya bisa empat orang lolos seleksi. "Pastinya, para penembak yang melatih itu punya prestasi menembak. Mereka juga dites kejiwaan. Ya karena menembak itu bukan pekerjaan mudah. Penembak enggak mesti sniper," ujar Rifaid.

Ilustrasi oleh Andhika Akbarayansyah



Para prajurit Paskhas yang berada di lumpur, tentu mempunyai teknik khusus saat merayap. Sehingga, sambung Rifaid, peluru tajam tidak menyasar bagian tubuh prajurit "Terpenting konsentrasi," kata Rifaid.

Rifaid memperlihatkan rekaman momen latihan dopper di hutan daerah Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Maret 2015. Menurut Rifaid, setiap tahunnya sekitar 250 personel Paskhas dari golongan perwira, bintara dan tamtama melaksanakan Pendidikan Komando yang salah satu materinya berupa latihan dopper.

"Latihan dopper wajib diikuti prajurit Paskhas," ucap Rifaid

Gambaran isi video milik Korpaskhas TNI AU ini menampilkan dua pria selaku regu tembak berdiri di ketinggian sekitar 10 meter. Keduanya membidikkan senjata api laras panjang Avtomat Kalashnikova 1947 (AK-47) ke arah bawah atau gelanggang lumpur yang dilewati tiga prajurit Paskhas.

Rentetan suara tembakan silih berganti saat tiga prajurit berhelm sambil membawa senjata api laras panjang itu merayap sejauh 25 meter. Percikan lumpur nampak 'menari-nari' terkena peluru tajam kaliber 7,62. Mendapat 'serangan' tersebut membuat prajurit peserta latihan dopper sigap bergerak cepat merayap dalam kubangan lumpur.

"Prajurit peserta pendidikan itu tanpa rompi antipeluru. Sementara penembak mengarahkan pelurunya secara zigzag atau menyilang. Peluru tidak lurus ke depan kepala prajurit, tetapi diarahkan ke samping tubuh kiri dan kanannya," kata Rifaid.




(bbn/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads