Boy Sadikin Mundur dari Kursi PDIP DKI, Kecewa dengan Megawati?

Boy Sadikin Mundur dari Kursi PDIP DKI, Kecewa dengan Megawati?

Danu Damarjati - detikNews
Jumat, 12 Feb 2016 07:41 WIB
Boy Sadikin/Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta - Boy Bernardi Sadikin ingin mundur dari jabatannya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan DKI Jakarta. Apa sebab langkah mundur Boy di suasana jelang Pilgub DKI 2017 itu? Kecewakah Boy dengan keputusan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri?

Boy sendiri menyatakan alasan dia mundur, yakni ingin memberi kesempatan kepada yang lebih muda darinya untuk memimpin PDIP DKI. Putra Ali Sadikin itu merasa sudah tak muda lagi.

Namun momentum undur dirinya justru saat persiapan Pilgub DKI sedang panas-panasnya. Padahal Boy pernah membawa PDIP DKI menjuarai Pemilu Legislatif DPRD DKI, PDIP menjadi partai dengan raihan suara terbanyak. Dia juga berperan memenangkan pasangan Joko Widodo-Basuki T Purnama (Ahok) dalam kontestasi Pilgub DKI 2012. Apa ada kekecewaan politik yang mendorong Boy undur diri?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sama sekali tidak ada proses politik yang menyudutkan dan mengecewakan Pak Boy Sadikin," kata Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno kepada detikcom, Jumat (12/2/2016).

Politisi 55 tahun yang pernah aktif di Megawati Center ini menyatakan Boy merupakan orang yang legowo terhadap apapun keputusan Ketum PDIP. Apalagi, Boy juga dianggap mewarisi kenegarawanan Ali Sadikin. Hendrawan sendiri memandang Boy sebagai seniornya.

"Dalam politik, tidak boleh sakit hati dan kecewa berkelanjutan. Saya percaya Pak Boy memiliki intergritas," kata Hendrawan.
Β 
Sedikit menengok ke belakang, Hendrawan berkisah saat Boy tak jadi dipilih Megawati sebagai calon wakil gubernur DKI. Saat itu, 2014, Gubernur DKI Joko Widodo bersiap meninggalkan jabatannya karena terpilih menjadi Presiden. Wagub DKI Ahok lantas menggantikan Jokowi sebagai Gubernur. Maka posisi pengganti Ahok di Wagub DKI pada mulanya disediakan untuk Boy.

"Bahkan awalnya Bu Ketua Umum ingin mengusulkan Pak Boy sebagai Wagub saat Jokowi naik menjadi Presiden," kata Hendrawan mengisahkan.

Memang, kursi Wagub DKI kala itu menjadi jatah PDIP. Namun akhirnya bukan Boy Si Pemimpin Banteng Moncong Putih DKI yang menjadi Wagub. Kok bisa? Karena Ahok sendiri memilih Djarot Saiful Hidayat yang pernah menjadi Wali Kota Blitar.

"Gubernur Ahok minta orang yang punya pengalaman di bidang pemerintahan. Muncul pemikiran, calonnya adalah politisi PDIP Bambang DH atau Djarot. Ibu Ketua Umum akhirnya memunculkan Djarot. Apalagi Pak Ahok jug akenal dengan Pak Djarot," kata Hendrawan.

Namun demikian, menurut Hendrawan, Boy tak kecewa dengan keputusan Megawati. Boy dinilai legowo terhadap keputusan itu. Soalnya, Boy bukan orang baru dalam politik. Dia adalah politisi ulung yang bisa menyukseskan PDIP DKI.

"Pak Boy bukan orang yang masih elementer dalam politik. Dia duduk di Ketua DPD DKI itu tidak pernah main-main," kata Hendrawan.

Ada pula spekulasi politik lain, bahwa Boy akan maju Pilgub DKI 2017 menjadi penantang Ahok. Apalagi Boy juga diundang Partai Gerindra sebagai bakal calon (balon) gubernur DKI untuk bersilaturahmi pada hari ini. Apa hasrat politik Boy itu juga yang mendasari undur dirinya?

"Tak mungkin langkah itu didasari libido politik menjadi gubernur," tepis Hendrawan. (dnu/dnu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads