"Hasil pengecekan rekaman di radar kami, berita tersebut tidak benar," ujarnya saat dikonfirmsi detikcom, Kamis (11/2/2016).
Menurut Suprasetyo, jarak kedua pesawat yang sama-sama sedang menunggu mendarat di Bandara Denpasar itu pada posisi yang aman. "Vertikal separasi (kedua pesawat) 2.000 feet. (Vertikal separasi) minimum adalah 1.000 feet," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Direktur Operasi AirNav Indonesia Wisnu Darjono menyatakan, peristiwa Garuda dengan Lion Air tersebut bukan nyaris tabrakan. Pesawat hanya terlihat berdekatan. Kedua pesawat sedang berputar-putar di langit Bali karena menunggu landing ke Bandara Ngurah Rai yang terjadi antrean akibat cuaca buruk.
"Nggak nyaris tabrakan, itu pesawat dua-duanya holding dalam rangka mau turun (ke Bandara Ngurah Rai Denpasar). Kemarin ada cuaca buruk kemudian antrean panjang. Lion di 16 ribu feet, Garuda di 17 ribu feet," ujar Wisnu.
Garuda memutuskan kembali lagi ke Bandara Juanda karena cuaca semakin buruk. Sedangkan Lion Air memutuskan tetap mendarat di Bandara Ngurah Rai.
"Garuda kebagian urutan berikutnya untuk turun (landing di Bandara Ngurah Rai). Tapi karena cuaca semakin buruk akhirnya Garuda harus divert," ujar Wisnu ketika dihubungi, Kamis (11/2/2016). Garuda rute Surabaya-Denpasar itu kembali ke Surabaya.
Menurut Wisnu, Garuda kembali terbang ke Denpasar setelah cuaca baik. Garuda kembali ke Surabaya bukan karena 'nyaris tabrakan' dengan pesawat lain. "Divert itu karena cuaca semakin buruk, itu hal yang umum dan bukan sesuatu yang luar biasa," kata Wisnu. (nwy/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini