Kapolda Metro: Mafia Penyelundupan Satwa Liar Libatkan Orang Dalam Bandara

Kapolda Metro: Mafia Penyelundupan Satwa Liar Libatkan Orang Dalam Bandara

Mei Amelia R - detikNews
Rabu, 10 Feb 2016 15:38 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya beberapa waktu mengungkap penyelundupan satwa liar yang dilindungi. Polisi menyebut ada mafia dalam penyelundupan hewan yang dilindungi ini.

"Ada mafianya. Buktinya diselundupkan. Kemarin yang melibatkan 6 orang ditangkap, bahkan ada yang melibatkan orang dalam di Bandara Soekarno-Hatta juga," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian kepada wartawan usai diskusi penyelundupan satwa liar di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (10/2/2016).

Kapolda mengatakan, masih maraknya kasus penyelundupan ini karena adanya permintaan pasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Artinya ini terjadi karena adanya supply and demand, gaya hidup, perdagangan ini menghasilkan uang yang banyak juga.Β  Supplynya juga relatif lancar karena high profit low risk," imbuhnya.

Di sisi lain, pedagang hewan langka ini juga mendapat keuntungan yang menggiurkan.

Sementara ancaman hukuman yang rendah dinilai tidak memberikan efek jera terhadap para pelakunya. "Ancaman hukumannya kecil cuma 5 tahun dan dendanya Rp 100 juta," lanjutnya.

Untuk itu, lanjut Kapolda harus ada langkah-langkah persuasif, preventif hingga represif. "Persuasif preventif terutama pendidikan untuk mengubah budaya masyarakat. Masyarakat kita saya rasa belum sampai pada level mereka menyayangi satwa langka kita melihat ular dibunuh, tupai ditembak, burung ditembak," tutur Tito.

"Bayangkan kita lihat di beberapa negara, ada burung langka seperti kakatua jambul kuning di Canbera itu bebas dia, di samping mall, jalan raya, kapan kita bisa seperti itu?" imbuhnya.

"Padahal kita juga punya sangat banyak tapi jadi langka. Di Jakarta aja hanya ada beberapa jenis burung seperti burung gereja, burung pipit yang masih tinggal. Burung-burung yang bagus kutilang dan lain-lain ditangkap," tambahnya lagi.

Menurutnya gaya hidup memelihara satwa langka ini harus dihilangkan.

"Semua pihak bukan hanya pejabat, dan mendukung memelihara satwa-satwa yang tidak dilindungi atau memang yang lahir dari penangkaran, ini boleh saya kira," pungkasnya.


(mei/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads