Retno mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kamar Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taiwan untuk mendatanya WNI yang menjadi korban. Penelusuran di beberapa rumah sakit di Taiwan pun dilakukan.
"Dari penyisiran dan koordinasi dengan otoritas setempat, diperoleh informasi tambahan 3 WNI luka ringan. Dengan demikian, jumlah WNI luka ringan sebanyak 10 orang," ujar Retno lewat pesan singkatnya, Rabu (10/2/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gempa 6,4 SR mengguncang kota Taiwan. Alhasil banyak gedung besar dan tinggi, termasuk apartemen roboh dan rusak parah. Terakhir dikabarkan lebih dari 100 orang masih belum ditemukan karena terjebak reruntuhan gedung yang roboh.
Pemerintah Taiwan pun mentapkan waktu 72 jam sejak gempa tersebut terjadi. Jangka waktu 72 jam dianggap sebagai jangka waktu paling mungkin untuk menemukan korban selamat usai bencana terjadi.
Lebih dari 210 orang berhasil diselamatkan dari reruntuhan gedung apartemen 16 lantai usai gempa melanda. Gedung apartemen bernama Wei-kuan itu merupakan satu-satunya gedung bertingkat di kota Tainan yang roboh akibat gempa.
Sejauh ini, seperti dilansir AFP, Selasa (9/2/2016), jumlah korban tewas kembali bertambah menjadi 40 orang, setelah jasad seorang wanita dan anak laki-lakinya ditemukan dari reruntuhan pada Selasa (9/2) pagi. Dilaporkan media lokal, Focus Taiwan News Channel, 38 korban tewas di antaranya ditemukan dari reruntuhan gedung apartemen Wei-kuan. (jor/rvk)











































