Yogyakarta - Para mahasiswa asal Malaysia yang saat ini sedang belajar di Yogyakarta berharap konflik perbatasan Blok Ambalat di perairan Sulawesi berakhir damai. Mereka khawatir konflik ini akan berkepanjangan dan berlarut-larut tanpa ada penyelesaian antara kedua belah pihak, sehingga bisa menggangu proses studi mereka. "Saat ini kami yang sedang belajar di Yogyakarta masih aman dan tidak mengalami gangguan. Tapi kami khawatir bila ketegangan ini tidak segera usai," kata Syira Hanisa, mahasiswi asal Pulau Penang Malaysia kepada wartawan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu (9/3/2005).Menurut Hanisa, saat ini para pengurus mahasiswa asal Malaysia yang ada di Yogyakarta dan kota-kota lainnya terus menjalin kontak. Mereka saling mengingatkan dan memantau keadaan yang terjadi setelah krisis Ambalat antara Indonesia-Malaysia terus memanas. "Kami tidak ingin kedua negara yang masih satu rumpun dan seperti saudara itu berselisih paham bahkan kemudian terjadi peperangan," katanya.Saat ini mereka masih terus melanjutkan studi di Yogyakarta dan belum ada larangan dari pemerintah resmi Malaysia. "Semua yang studi di sini masih aman dan kami masih melanjutkan studi di kota student Yogyakarta ini," katanya.Hal senada juga dikatakan Ahmed Yusof dan Ruzlin, mahasiswa asal Selangor Malaysia, yang saat ini menempuh studi di Fakultas Kedokteran Umum UGM. Meski kasus Ambalat tersebut tidak mempengaruhi studinya, mereka menyayangkan terjadi krisis tersebut. Mereka mengharapkan krisis berakhir dengan solusi damai, bukan berakhir dengan perang."Sayang sekali kalau hubungan kita yang sudah terjalin bertahun-tahun itu musnah hanya karena kasus Ambalat. Kami berharap kasus ini cepat selesai, bukan dengan perang tapi perundingan diplomatik," kata Yusof.Adanya banyak aksi protes Ganyang Malaysia dan pendirian posko-posko yang terjadi di beberapa kota di Indonesia termasuk di Jakarta, baik Hanisa, Yusof maupun Ruzlin menyatakan kekhawatirannya. Namun sampai saat ini, mereka mengaku belum pernah mendapat ancaman, intimidasi atau teror dari warga Indonesia."Sampai sekarang belum ada ancaman dan kami yakin orang Yogyakarta lebih dewasa dalam menyikapi perkembangan kedua negara tersebut. Namun para pengurus mahasiswa sudah saling mengingatkan agar kami berhati-hati saja," kata dia. Menurut Yusof, saat ini di Yogyakarta sedikitnya ada 150-an mahasiswa asal Malaysia yang sedang studi di berbagai fakultas di UGM dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga. Mereka belajar di Yogyakarta atas biaya dari pemerintah Malaysia. Sebagian besar, mereka belajar di Fakultas Kedokteran Umum, Kedokteran Gigi, Farmasi dan MIPA.
(asy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini