Dodi kehilangan tangan kiri saat berusaha menjinakkan bom di Utan Kayu, Jaktim. Kala itu, dia masih menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Jaktim dengan pangkat kompol nekat membuka bom buku dengan cutter setelah sebelumnya sempat menyiram dengan air. Setelah peristiwa itu, Dodi sempat dirawat di RSCM selama beberapa hari.
Kini, Dodi menjabat sebagai Kapolres Aceh Tengah dengan pangkat AKBP. Kekurangan fisik tak menyurutkan semangatnya untuk bekerja. Rasa trauma pun tak ada. Sebaliknya, dia malah memiliki semangat baru di pekerjaan dan spiritual.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menurut Dodi, budaya Gayo menjadi inspirasi baginya. Segala persoalan dan permasalahan yang dihadapi di Tanah Gayo ini, berjalan dengan lancar. "Itu berkat dukungan dan partisipasi dari unsur pimpinan daerah tokoh agama dan masyarakat," imbuhnya.
Terkait peristiwa bom Thamrin apda 14 Januari 2016, Dodi pun punya pendapat tersendiri. Pertama, dia merasa ada orang yang keliru memahami agama sehingga berbuat keji seperti itu. Kedua, dia mengingatkan rekan-rekan satu profesinya terkait risiko pekerjaan yang sangat besar.
"Namun demikian yakin dan percayalah bahwa jawabannya pada keimanan kita. Sejauh mana itu bisa kita terima agar kita tidak terbawa dan tidak merasa jatuh, tapi justru mereka adalah orang-orang yang sangat berjasa yang berani mengorbankan jiwa dan raganya untuk suatu perjuangan dan tugas yang mulia," imbuhnya.
![]() |
"Jadi jangan merasa minder karena setelah menjadi korban tidak bisa berbuat lagi. Tidak bisa berkarier lagi, yakinlah pimpinan Polri dan Negara selalu memberikan yang terbaik buat kita Bhayangkara yang menjalankan tugas," sambungnya.
Atasan yang Mengayomi
Semangat Dodi diakui oleh anak buahnya, Kasat Reskrim Polres Aceh Tengah, AKP Boby Putra Ramadan Sebayang. Boby mengungkapkan kekagumannya kepada sosok Dodi yang saat bom buku itu harus kehilangan salah satu tangannya.
"Saya merasakan bahwa di bawah kepemimpinan beliau itu banyak sekali masukan, manfaat dan arahan yang saya terima, terutama dalam hal tugas saya di bidang reskrim," ucap Boby.
Boby menyebut, Dodi sudah banyak makan asam garam dan pengalaman di bidang Reserse Kriminal (Reskrim). Dia banyak belajar dan mendapat ilmu baru. "Beliau pernah di Pusdik Mega Mendung, di bagian narkoba Mabes Polri. Kemudian pernah dua kali menjabat Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur dan Polres Metro Jakarta Selatan," papar Boby.
Apalagi di mata Body, Dodi merupakan senior yang tak segan berbaur dengan bawahannya. Dia juga sudah menganggap Dodi seperti kakak sendiri. "Di luar kedinasan beliau adalah seorang kakak dan abang yang bisa berbagai permasalahan seperti keluarga, tidak hanya (masalah) kedinasan saja," ucapnya.
Boby mengaku tidak pernah bertanya langsung kondisi tangan Dodi yang terputus karena ledakan bom buku. Namun dia tahu, tragedi itu menjadi pelajaran untuknya dan rekan-rekan dalam menjalankan tugas.
"Itu akibat kejadian bom buku, di mana beliau pernah mengutarakan sedikit pengalaman. Tanpa kita tanyakan beliau menjelaskan bahwasanya pada saat itu, ya mungkin beliau mengalami naas sehingga terjadilah kecelakaan bom tersebut," kata Boby.
(mad/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini