Ahok Tengarai Ada Sabotase Penanganan Banjir di Jakarta

Ahok Tengarai Ada Sabotase Penanganan Banjir di Jakarta

Danu Damarjati - detikNews
Selasa, 09 Feb 2016 15:17 WIB
Ahok Tengarai Ada Sabotase Penanganan Banjir di Jakarta
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menengarai ada upaya sabotase penanganan banjir di Jakarta. Dia menilai ada pihak yang tidak suka apabila Jakarta bebas banjir.

"Orang kayaknya kurang senang Jakarta enggak banjir, tahu enggak? Lihat daerah banjir kayaknya Jakarta itu enggak pantas enggak banjir, aneh begitu loh. Iri amat sih sama Jakarta kagak banjir," kata Ahok dalam sambutan peresmian Ruang Terbuka Hijau Taman Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (9/2/2016).

Ahok menyampaikannya dengan santai dan para PNS di lokasi tertawa mendengar omongannya. Ahok sempat mengecek genangan di lapangan, salah satunya di kawasan Pasar Gembrong yang terkena genangan. Usut punya usut, pompa di kawasan itu mati. Alasan petugas yang ditanyai Ahok, kabel digigit tikus, padahal kabelnya berukuran besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berarti tikusnya gede banget dong," kata Ahok disambut tawa.

Setelah meminta kejelasan lagi, keterangan berganti. Kabel itu terbakar oleh masyarakat yang membakar sampah, sehingga pompa air yang berfungsi menyedot genangan air tidak berfungsi.

Ada lagi genangan di sekitar ITC Fatmawati, Jakarta Selatan. Menurut Ahok, tak masuk akal kawasan Fatmawati Jakarta Selatan bisa tergenang. Yang seharusnya tergenang itu, secara logika, justru Jakarta Utara tempat tinggal Ahok. Usut punya usut, genangan di Fatmawati karena ada benda penghalang di dalam saluran air.

"Untung ada PPSU (Petugas Prasarana dan Sarana Umum), cari sampai tahu, di dalamnya ada ban mobil baru, ada rambu-rambu lalu lintas, jembatannya patah, ya bagaimana air mau lewat?" kata Ahok.

Ahok menyatakan ada anggaran yang bisa cair bila Jakarta mengalami bencana banjir. Jangan-jangan ada oknum yang berharap kucuran duit bencana banjir sehingga mengusahakan Jakarta tergenang air lagi. "Saya enggak tahu, apa permintaan Pak Ogah supaya mobil memberi duit? Apa sabotase? Karena kalau bencana itu bisa keluar duit," kata Ahok.

Ahok menengarai ada sabotase karena dia pernah mengalami kejadian matinya PLN yang mengakibatkan Waduk Pluit banjir pada Februari 2015 lampau. Saat itu, ada seorang oknum yang lantas menawarkan agar Ahok menerbitkan status siaga darurat banjir demi meraup uang dari Pemerintah Pusat.

"PLN matikan lampu di Waduk Pluit tahun lalu. Langsung minta saya keluarkan siaga darurat banjir. Pusat bisa keluarin duit Rp 50-an miliar itu. Saya bilang enggak mau, enggak jelas, enggak bisa," kata Ahok.

Saat itu Istana Negara-pun ikut tergenang. Ahok santai saja tak menggubris. Dengan nada bercanda, Ahok menyatakan Presiden Jokowi sedang di luar negeri, jadi tak perlu siaga darurat banjir.

"Mungkin gara-gara itu mereka agak kurang senang ke saya. Tapi biarin saja," kata Ahok.

Teranyar, beberapa hari lalu, Ahok mendapat laporan bahwa Hari Raya Imlek kemarin (8/2) akan menjadi puncak banjir. Nyatanya, tak ada banjir.

"Seperti kemarin laporannya 'puncak banjir: Imlek'. Kira-kira begitu kan? Imlek lewat kagak banjir. Sekarang komentarnya lain lagi 'Akan banjir, minggu kedua, minggu keempat Februari'. Ini mau sabotase atau mau apa ini? Tolong lurah perhatikan ini (penanganan banjir)," kata Ahok.

Tak hanya itu saja, Ahok menjelaskan di Balai Kota, beberapa rambu lalu lintas juga sering mati gara-gara kabelnya dipotong, entah siapa yang memotong.

"Kita enggak tahu, apa orang dalam atau apa. Sama seperti kasus Semanggi-Gatot Subroto, dulu sempat hujan besar, kerendam itu, ternyata semua tali air (jalur air genangan jalan untuk masuk got) ditutupi bata," ungkap Ahok.

Sebenarnya, Jakarta masih bisa dilanda banjir bila semua pompa penyedot air mati, hujan besar, plus air rob di Jakarta Utara mengalami puncak pasang setinggi 2,8 meter. Untuk mengatasi rob, Ahok mewacanakan membangun tanggul lebih tinggi, yakni 3,8 meter merentang dari Cilincing ke Tanjung Priok Jakarta Utara sepanjang sekitar 2,8 kilometer.

"Lebar tanggul 20 meter, saya ingin mobil bisa lewat," kata Ahok.

Ada pula tanggul yang perlu dibangun dari Muara Baru-Nizam Zachman sepanjang sekitar 1,8 kilometer namun ukuran lebarnya tak perlu bisa dilewati mobil. (dnu/aan)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads